Imam Junaid juga pernah mengatakan, “Jalan menuju Allah Yang Maha Tinggi adalah tertutup bagi makhluk Allah, kecuali bagi mereka yang mengikuti jejak Rasulullah saw. dan mengikuti sunnahnya.”
Abu Al-Husain Al-Nuri pernah mengatakan kepada beberapa sahabatnya,
“Jika Anda melihat seseorang mengklaim memiliki keadaan atau pengalaman dengan Allah yang melebihi batas pengetahuan syariah, jangan mendekatinya. Jika Anda melihat seseorang mengklaim keadaan yang tidak memiliki bukti yang jelas dan tidak ada bukti yang nyata menunjukkan kebenarannya, maka tuduhlah dia terhadap agamanya.”
Dalam literatur tasawuf, Sahl al-Tustari menyatakan,
“Prinsip-prinsip kami adalah tujuh hal: Berpegang teguh pada Al-Quran, mengikuti sunnah Rasulullah, memakan rezeki yang halal, menjauhi yang merugikan, menghindari dosa, bertaubat, dan memenuhi kewajiban.”
Dalam Risalah Al-Qushayri, disebutkan bahwa Al-Nasrabadzi berkata,
“Asal dari tasawuf adalah ketaatan kepada Al-Quran dan Sunnah, meninggalkan hawa nafsu dan bid’ah, menghormati hak-hak guru-guru spiritual, memahami kelemahan manusia, berpegang teguh pada ibadah-ibadah rutin, dan meninggalkan penggunaan kelonggaran dan penafsiran.”
Imam Al-Ghazali mengatakan,
“Saya yakin bahwa sufi adalah orang-orang yang berjalan di jalan Allah dengan sungguh-sungguh, dan perjalanan mereka adalah yang terbaik. Cara mereka adalah yang paling benar, dan akhlak mereka adalah yang paling suci.”
Tulisan merupakan makalah dari Syekh Abdul hamid A.A. Hanini yang dipresentasikan dalam kegiatan World Sufi Assembly di Pekalongan, 2023
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain