‘Detik-Detik Terjadinya Kericuhan Aksi Unjuk Rasa 4 November’

Jakarta, Aktual.com – Menyikapi pernyataan Cagub petahana Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang dinilai telah menyinggung umat Islam dan diduga melecehkan Al Quran, jutaan umat muslim yang dipelopori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) melakukan aksi damai II di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jum’at 4 November 2016.

Aksi yang awalnya berjalan dengan tertib berubah menjadi ricuh selepas adzan isya. Berdasarkan informasi awal, kericuhan terjadi ditenggarai oleh provokasi yang dilakukan sejumlah oknum kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun belakangan, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Mulyadi P Tamsir membantah kalau HMI yang menyulut kericuhan, “Kami menyesalkan pernyataan Kapolda Metro Jaya yang menyatakan bahwa HMI sebagai penyebab kerusuhan, hal tersebut tidak benar,” kata dia. (baca: Dituduh Jadi Provokator Bentrok, HMI Sebut Pernyataan Kapolda Tidak Benar).

Sementara, disisi lain saat detik-detik terjadinya kericuhan nampak sejumlah ulama dan anggota Front Pembela Islam (FPI) beberapa kali mencoba meredam aksi anarkis yang di provokasi oleh kelompok yang tiba-tiba merangsek masuk kebarisan terdepan melakukan aksi penyerangan terhadap barikade polisi. Sejumlah pewarta televisi dan foto yang hendak mengabadikan aksi anarkis yang dilakukan oleh sejumlah oknum kelompok itu pun sempat beberapa kali diperintahkan untuk mundur oleh aparat kepolisian.

Aksi provokasi itu juga sempat terhenti oleh kumandang suara adzan isya, setelah sebelumnya upaya para ulama dan FPI meredam aksi provokasi yang menyulut kericuhan aksi massa gagal.

Berakhirnya kumandang adzan isya, situasi kembali tidak kondusif, aksi provokasi semakin tidak bisa diredam. Aparat kepolisian kemudian menembakan sejumlah gas air mata ke arah demonstran. Awalnya, polisi hanya menembakan gas air mata ke arah barisan demonstran yang didominasi oleh HMI. Namun, ditengah aksi saling serang yang sudah terjadi, barisan massa yang didominasi para alim ulama dan anggota FPI belum memunculkan reaksi apapun. Mereka masih terlihat tenang sambil memanjatkan doa yang di pimpin oleh Habib Rizieq Shihab.

Situasi yang semakin memanas, bombardir gas air mata yang tiada henti, akhirnya memunculkan kepanikan demonstran yang berada dalam barisan para alim ulama dan habaib. Kepanikan tersebut pun kemudian berubah menjadi petaka bagi sejumlah demonstran setelah polisi menembakan gas air mata kearah barisan demonstran yang di komando oleh imam besar FPI.

Sejumlah alim ulama, ustadz dan habaib menjadi korban hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, tembakan gas air mata polisi juga menyebabkan jatuh korban meninggal. M Syachrie Oy Bcan 55 tahun warga Curug Banten dan merupakan guru ngaji. Syachrie diduga terkena gas air mata sehingga asma yang dideritanya kambuh. Disisi lain, menurut pembina GPNF Ustasz Bactiar Nasir yang mencoba mengkonfirmasi pada pihak keluarga korban menyatakan, bahwa Syachrie tidak memiliki riwayat penyakit asma selama hidupnya. (Sumber: Pernyataan Ustadz Bachtiar Nasir)

Berikut cuplikannya:

Laporan: Chienk