Jakarta, Aktual.com —  Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) resmi mengangkat Syarkawi Rauf sebagai Ketua dan Kurnia Sya’ranie sebagai Wakil Ketua. Keduanya diangkat berdasarkan Keputusan KPPU Nomor 27/KPPU/Kep.1/VII/2015 dan resmi mulai menjabat sejak  16 Juli 2015 hingga 27 Desember 2017 mendatang.

Syarkawi menjelaskan, ke depan dirinya ingin fokus kepada beberapa sektor strategis dalam rangka efisiensi ekonomi nasional, sesuai dengan undang-undang persaingan usaha yang mengamanatkan bagaimana menciptakan proses persaingan usaha yang sehat.

“Ke depan sampai 2,5 tahun lagi akan tetap fokus pada beberapa sektor strategis yang memang menjadi strategi KPPU dalam rangka mencapai efisiensi ekonomi nasinal ditengah menghadapi situasi sulit, kuartal I 4,2 persen kuartal II kemungkinan akan sama, sementara cita-cita keinginan pemerintah mencapai 7 persen. Melalui KPPU kita ingin partisipasi paling ga membantu pemerintah sesuai kompetensi yang kita punya, mendorong efisiensi, meningkatkan produktifitas, itu yang menjadi basis kita,” kata Syarkawi di kantornya, Jakarta, Selasa (28/7).

Ia melanjutkan, untuk mencapai itu, pihaknya akan berfokus pada, pertama, sektor keuangan. “Salah satu isu yang akan kita garap bagaimana menurunkan suku bunga bank yang terasa berat bagi dunia usaha, terutama dibanding Singapura sebesar 4 persen, Malaysia 6 persen, kalau ini dibiarkan terjadi, menghadapkan MEA pelaku usaha indonesia akan keteteran menghadapi pelaku usaha lainnya,” ujarnya.

Kedua, sambungnya, KPPU akan berfokus pada bagaimana mendorong efisiensi terjadi di pengadaan logistik, mulai transportasi darat, udara, laut termasuk mendorong persaingan di bisnis kepelabuhan.

“Karena ini membebani ekonomi kita, beban dunia usaha berat, 25 persen dari beban biaya logistik. Dari sisi itu ditambah beban bunga yang tinggi,” imbuhnya.

Sementara yang ketiga, KPPU juga akan fokus pada isu mafia pangan. KPPU sudah pernah menghukum kartel bawang putih dan ke depan akan memantau juga komoditas lainnya.

“Beras, sekarang kita lakukan, daging, kedelai, banyak lagi komoditas lain yang pasarnya dimonopoli. Keempat, kita fokus pendidikan dan kesahatan
Karena itu juga menjadi basis. Kelima, kita akan fokus di sektor energi,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka