Jakarta, Aktual.com – Langkah gencar tentang diskusi pengakuan lesbian, gay, bitransekual dan transgender (LGBT)diduga tak terlepas dari pihak asing atau luar.
Pasalnya, mereka gencar mensosialiasikan hak-hak LGBT di Asia, terutama Asia Tenggara.
Mengutip laman USAID, pada tahun lalu saja di Thailand, Kedutaan Swedia, Kedutaan Amerika Serikat dan Badan Pembangunan PBB (UNDP) meluncurkan dana sebesar USD 8 juta untuk membantu proyek kesamaan hak para LGBT Asia Tenggara di Bangkok.
Oleh karenanya, UNDP mendukung penuh agar ruang dialog tentang hak-hak LGBT termasuk Indonesia. Padahal Indonesia masuk dalam daftar negara yang menolak hak-hak LGBT pada 2008 di Majelis Umum PBB.
Sebenarnya, PBB tidak terlalu membuka peluang soal diskusi tentang hak-hak LGBT. Nah, pada tahun 2008 Prancis dan Belanda yang didukung Uni Eropa menggelontorkan isu dukungan bagi hak-hak LGBT di Majelis Umum PBB.
Sambutan PBB terbukti, ketika Sekjen PBB Ban Ki-moon bersumpah untuk menggencarkan hak-hak LGBT pada bulan Oktober tahun lalu.
Kendati demikian, dia mengakui, hingga kini belum berhasil mendorong kesamaan hak tersebut karena mendapat penentangan.
“Umumnya saya belum berhasil,” ujar Ban pada sesi khusus Majelis Umum PBB.
Pada tahun ini upaya mendorong isu-isu keberagaman gender ditengarai masih akan terus digencarkan. Apalagi AS pada tahun lalu telah masuk dalam daftar negara yang mengesahkan pernikahan sesama jenis.
Artikel ini ditulis oleh: