Sinta Olivia Laoli, Balita setahun yang memiliki berat badan 4,8 Kg, diduga mengidap sakit, ketika digendong oleh ibunya, Nibenia Mendrofa. Foto: Damai Oktafianus Mendrofa

Tapteng, Aktual.com – Diduga karena mengidap penyakit atau kelainan, bayi malang bernama Sinta Olivia Laoli yang akan genap berusia setahun tepatnya 19 April 2016 mendatang ini, hanya memiliki berat badan 4,8 kilogram.

Secara fisik Sinta terlihat kurus dan lemah. Matanya menjorok kedalam tengkoraknya yang juga semakin terlihat kontras dibalik kulit kepalanya yang tipis.

Sinta, terlihat senantiasa berada digendongan ibunya Nibenia Mendrofa (27), saat ditemui Aktual.com di rumah kontrakan berdinding papan di jalan baru, Dusun I, Desa Sibuluan II, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (7/4).

“Ya, kaya ginilah bang, hanya digendong dia (Sinta) sekarang, paling duduk, itupun gak kuat lama-lama. Bawaannya lemas aja dia,” tutur Nibenia mengeluhkan kondisi bayi perempuannya itu.

Sinta, adalah anak ke-4 dari hasil pernikahan Nibenia dan suaminya Onema Laoli (29). Sinta merupakan satu-satunya perempuan dari pasangan itu.

Selama ini, menurut Nibenia, sejak terlahir, bayi perempuannya itu diketahui baik-baik saja. Hingga dua minggu lalu saat Sinta secara mendadak tak lagi mau mengkonsumsi makanan bahkan susu secara normal.

“Lahir normal, 2,5 kilo, memang waktu lahir, pernah step dan kejang-kejang. Tapi baru dua minggu ini, gak mau makan, sebelumnya beratnya 6,5 kilo. Gak tau aku kenapa dia kaya gini, makan ya bubur nasi, bikin wortel. Susu aja dia muntah, yang manis-manis juga muntah,” ungkap Nibenia.

Belum diketahui secara pasti penyebab perubahan kesehatan Sinta. Pengakuan Nibenia, untuk membawa bayinya itu cek kesehatan, dirinya dan suaminya yang berprofesi sebagai sopir serap mobil pembawa ikan ke Dumai itu tak memiliki kartu BPJS atau kartu lainnya yang memberikan kemudahan kesehatan.

“Gak ada kami punya BPJS, uang perobatan dari manalah. Bapaknya pun pergi mencari uang berapalah. Berangkat kadang sekali dua kali, sopir dua mobil bawa ikan ke Dumai. Kadang seminggu Rp200 ribu,” tutur Nibenia lirih.

Nibenia mengharapkan, adanya bantuan pengurusan kartu BPJS untuk keluarganya. Nibenia mengaku, tak mengetahui prosedur pengurusan kartu sehat itu.

“Supaya bagusnya, maunya kami dapat BPJS. Selama ini Posyandu di Bidan Br Aritonang. Sama sekali, apa-apa gak ada, makanya heran aku. Ada tetangga itu dapat gratis di RS Metamedika, bantuan ini itu, kami gak ada,” tutur Nibenia.

Artikel ini ditulis oleh: