Jakarta, Aktual.com – Pakar Ekonomi UGM, Prof. Mudrajad Kuncoro menilai pemerintah tak perlu membanding-bandingkan Indonesia dengan negara lain soal mampu menjaga kesimbangan ekonomi pandemi corona atau Covid-19. Pemerintah diminta terus fokus memperbaiki kondisi ekonomi ditanah air saat ini.

“Bisa jadi benar, jika dibandingkan dengan negara lain yang kontraksinya diatas 10 persen, tetapi kalau kita lihat data Indonesia pertumbuhan ekonomi kita pada triwulan II 2020 tahunanya negatif 3,2 kalau kwartalan pada tahun sebelumnya 4,4 persen dan itu sudah dijurang resesi sebenarnya,” kata Mudrajad saat diskusi dengan RRI, Selasa (13/10).

Ia menerangkan, indikasi suatu negara mengalami resesi bisa dilihat dua faktor. Pertama penurunan PDB.

“Kedua penurunan ekonomi dan itu terjadi selama tiga kwartal berturut-turut, kalau dua kali saya sudah resesi ini tiga triwulan itu negatif,” ucap ia.

Untuk itu, Mudrajad mengigatkan pemerintah untuk hati-hati dengan perekonomian tanah air dengan kondisi Covid-19.

“Pertayaanya nanti sudah pada jurang yang terdalam, atau kita mau terjun kejurang lebih dalam lagi pada triwulan ketiga dan keempat,” kata ia.

Pasalnya, kata ia, jika dilihat dari angka penganguran dan kemiskinan telah terjadi peningkatan dimasa pandemi saat ini.

“Angka orang miskin naik 1,6 juta itu baru hitungan Maret 2020, itu belum dibandingkan pada tahun sebelumnya. Demikian juga penganguran, penganguran naik ada yang bilang naik 6 juta ada yang bilang 9 juta,” tegas dia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia masuk dalam daftar lima negara dunia yang mampu menjaga kesimbangan pandemi corona atau Covid-19.

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, klaim Hartarto, Indonesia masih mampu menjaga ekonomi dengan seimbang dengan pandemi. Indikator yang dipakai adalah:

Pertama, jumlah kasus corona aktif di Indonesia sebesar 19,97 persen. “Tren ini membaik dibandingkan sebelumnya 22,1%,” ujar Hartarto.

Kedua, tingkat kesembuhan alias recovery rate dari pasien pandemi corona atau Covid-19 sebesar 76,48 persen per 11 Oktober 2020. Capaian ini lebih tinggi dari recovery rate kasus pandemic corona atau Covid-19 dunia yang sebesar 75 persen.

“Ini akibat menurunnya kasus aktif corona atau Covid-19 di beberapa provinsi, sehingga recovery-nya naik,” imbuh.

Ketiga, tingkat kematian (fatality rate) akibat pandemi corona atau Covid-19 sebesar 3,55 persen.

Hanya, tingkat kematian akibat virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dari rata-rata dunia sekitar 2,9 persen.

Meski begitu, kata Airlangga, fatality rate atau angka kematian akibat virus corona atau Covid-19 Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara di dunia dengan capaian 4 persen.

“Kita di bawah beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan,” tuturnya.

Keempat, kontraksi ekonomi Indonesia juga relatif lebih rendah dari 215 negara lain yang juga terjangkit pandemi corona atau corina.

“Banyak negara yang ekonominya terkontraksi hingga dua digit angka, sedangkan Indonesia masih satu digit dan cukup rendah,” ujar Airlangga.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i