Jakarta, Aktual.com — Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menyebut, menteri-menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang layak dicopot dan dipertahankan harus dilihat dari kacamata Nawacita dan Trisakti.

“Mereka yang akan keluar dan masuk Kabinet Jokowi, harus dinilai dengan objektif agar janji-janji Jokowi dalam Nawacita bisa segera terwujud,” ujar Ray dalam diskusi reshuffle di Jakarta, Minggu (17/4).

Menurutnya, dalam menganalisa isu pergantian menteri ini, ditengok dari isu kemadirian dan implementasi nawacita. Ray pun membagi kinerja menteri-menteri Joko Widodo selama ini dalam tiga kategori, yaitu menteri berada digaris nawacita, menteri yang menunju nawacita, dan menteri yang menjauhi nawacita.

“Dari analisa kami, ada lima menteri yang dianggap berada di garis nawacita. Sehingga menteri ini layak dipertahankan.”

Kelima menteri yang dimaksud adalah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Menteri Pendidikan Anis Baswedan sebagai menteri di garis nawacita.

Lebih lanjut dia menegaskan, Menlu Retno dianggap berhasil meningkatkan diplomasi internasional serta sangat tegas dalam isu kedaulatan politik, termasuk isu laut Cina Selatan. Dia juga bersikap tegas terhadap kemerdekaan Palestina.

Menag dan Mendikbud dianggap sukses dalam membangun kepribadian dalam kebudayaan. Lukman dinilai bekerja keras mengawal isu keberagaman dan Anis berupaya menjadikan kurikulum nasional menumbuhkan kemandirian di kalangan anak didik. Selain itu, mereka telah memperkuat kesatuan nasional melalui kesadaran pluralisme sebagai kekuatan bangsa.

Sedang Menko Rizal Ramli dan dan MenLH Siti Nurbaya diukur menggunakan pendekatan kemandirkan ekonomi. Kepretan Rizal Ramli telah membuka mata publik tentang sistem ekonomi yang salah selama ini. Siti Nurbaya juga dinilai berhasil mengubah paradigma kehutanan yang sudah lama hanya melayani pengusaha kini melayani rakyat melalui program 12 juta hektar hutan untuk rakyat.

“Siti juga dinilai tegas menghukum perusaan besar pelaku pembakar hutan. Dan belakangan tehas terhadap isu reklamasi.”

Sementara untuk menteri-menteri yang masih dalam taraf menunu nawacita adalah, Menteri Agraria/Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan dan Menteri Kelautan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Menteri Susi dianggp tegas terhadap kapal asing yang mencuri ikan, tapi ada salah satu kebijakannya yang melakui hati nelayan. Sedang lambannya reforma agraria, membuat Menteri Ferry harus terus diingatkan.

Ray kembali memaparkan, untuk kategori menteri-menteri yang menjauhi semangat nawacita, justru berada di koridor sektor perekomonian. Disebutkannya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri BUMN Rini Soemarno menjadi menteri yang layak dicopot.

“Kelima menteri itu sangat layak dicopot. Karena mereka dinilai gagal menerjemahkan kemandirian ekonomi dalam kebijakan presiden. Kebijakan ekonomi makin liberal dan jauh dari mandat konstitusi,” ungkap dia.

Apalagi untuk Menteri Sudirman Said, selain kasus blok Masela dan revisi UU Mineral dan Batubara kebijakannya tidak tegas, juga selama ini menteri Sudirman sangat pro pasar dan tidak ada keberpihakan terhadap rakyat kecil.

“Menteri seperti itu yang layak dicopot, karena sudah menjauhi bahkan mengingkari semangat nawacita.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu