Wakil Amirul Hajj Indonesia Dadang Kahmad mengatakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah atau bertepatan dengan 20 Agustus untuk tahun ini merupakan inti dari ibadah haji.

Pelaksanaan wukuf, kata dia, dilakukan pada waktu Dzuhur sampai terbenamnya matahari pada 9 Dzulhijah.

“Ini inti wukuf Arafah. Haji itu Arafah. Ini merupakan jambore perkemahan besar dihadiri 3,5 juta Muslim sedunia untuk zikir, shalat, mendengarkan khutbah bersama meminta ampun Allah,” kata Dadang yang merupakan delegasi Amirul Hajj perwakilan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dadang mengatakan terdapat beberapa hal yang bisa diambil dari prosesi wukuf di Arafah. Pertama, kebersamaan. Umat Islam akan ada dalam satu identitas dan pakaian ihram di Arafah serta kesemuanya dalam bingkai meraih ketaqwaan kepada Allah SWT.

Di Arafah, kata dia, akan menjadi refleksi miniatur pascakebangkitan manusia setelah mati di Padang Mashar kelak. Kain ihram akan menjadi contoh pakaian yang digunakan jasad seorang Muslim saat dibalut kain kafan kala menjadi jasad tak bernyawa.

Kedua, prosesi berhaji memiliki rangkain yang ketat terkait waktu. Jika terlambat maka ibadah haji tidak akan berfaedah. Maka, Muslim harus memaknai itu. Sebaik-baiknya Muslim itu bisa mengatur waktu.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid