Pun demikian, Faisal mengatakan pihaknya akan menggenjot juga berbagai pos pendapatan pajak lainnya selain BPHTB untuk menutupi target pencapaian pajak seperti dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( BBNKB), pajak restoran, pajak reklame dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
“Yang paling massif untuk mencapai ini adalah PKB, BBNKB, PBB dan restoran. Kami pasang online tingkat kepatuhan wajib pajak. Kami berusaha, kalau pajak lain sudah masuk,” ucap dia.
Adapun untuk pajak BPHTB, Faisal mengatakan pihaknya merubah pola dari asalnya menunggu pembayaran, jadi “menjemput bola” sengan melibatkan Dinas Cipta Karya.
“Misalnya, apartemen yang pertelaannya belum selesai. Kami kerjasama dengan Cipta Karya supaya dipercepat, begitu ditela, dia akan bayar BPHTB. Potensinya lumayan, Rl2,4 triliun. Untuk BPHTB. Kalau itu masuk bisa menutupi pajak kita. Makanya, ini yang perlu kami kejar,” ucap Faisal menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: