Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan saat Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8). Sidang tersebut beragendakan penyampaian pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam rangka HUT Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Doa Tifatul Sembiring dalam sidang tahunan MPR tanggal 16 Agustus dengan agenda tunggal mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo terus menuai kontroversi. Doa yang menyerang fisik Presiden Joko Widodo tersebut dinilai sangat tidak etis dan berakhlak.

Politikus PDI Perjuangan TB Hasanuddin menegaskan bahwa ajaran Islam sangat dengan keras melarang mengolok-olok sesama manusia secara fisik. Bahkan dalam ajaran agama yang dipahami, tanda-tanda seseorang disebut sebagai manusia takabbur atau sombong adalah orang yang menolak kebenaran dan di saat yang sama melecehkan atau menghina sesama manusia.

“Apalagi menghina secara fisik. Bahkan dalam hadits yang saya baca ada keterangan Nabi Muhamad SAW bersabda bahwa sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa, melainkan kepada hati dan amal. Dalam al-Quran juga disebutkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah manusia bertakwa. Bukan karena gemuk atau kurus, atau hitam dan putih dalam warna kulit,” ujar TB Hasanuddin, Jumat (18/8).

TB Hasanuddin menyadari bahwa memang ada sementara orang yang tahu agama namun secara amaliah jauh dari nilai-nilai agama tersebut. Pengetahuan mereka sama sekali tidak masuk ke dalam sanubari hati sehingga tak berdampak dalam kehidupan sehari-hari.

“Bayangkan orang yang pernah jadi menteri plus mantan presiden sebuah partai saja ketika berdoa ternyata masih belepotan. Jadi sangat disesalkan bila kemudin seseorang yang terpelajar seperti beliau yang mestinya berdoa dengan khusuk malah berdoa dengan tidak sungguh sungguh dan mencederai etika cara berdoa. Sebagai orang muslim saya gagal paham,” tegas TB Hasanuddin.

Laporan: Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby