Pelajar membakar sepeda motor dan rambu lalu lintas saat berdemonstrasi di belakang Gedung DPR, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Selain membakar sejumlah benda, para pelajar juga melempari Gedung DPR dengan batu. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Dokter spesialis mata dari Klinik Mata Nusantara Dr Rini Hersetyati SpM mengatakan gas air mata yang biasa digunakan untuk aksi demonstrasi hanya memiliki dampak jangka pendek.

“Hanya untuk jangka pendek, karena tujuannya hanya untuk membubarkan demonstran saja,” ujar Rini di Jakarta, Jumat (27/9).

Dia menjelaskan gas air mata terdiri dari berbagai senyawa seperti chlorobenzylidenemalononitrile, chloroacetophenone, bromoacetone, phenacyl bromide, dan lainnya. Zat-zat itu membuat mata terasa terasa pedih.

“Efeknya pada selaput bening mata, yang warna putih itu. Berair dan panas,” kata dia lagi.

Gas air mata tersebut baru memberikan efek saat terhirup. Meski demikian, efek gas air mata itu tidak lama. Untuk membantu menghilangkan efeknya, Rini menyarankan untuk mencuci mata dengan ari bersih.

“Dicuci saja matanya, kalau terkena gas air mata,” ucap Rini.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid