Sindroma berkurangnya memori
Pada sebuah diskusi ilmiah bertema “Tipe Demensia Alzheimer” di Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (IPB), Andreas Harry menjelaskan bahwa demensia (kepikunan) adalah sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan berkurangnya domain memori yang menyebabkan gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari.
“Demensia bersifat progresif bertahap, dan pada penderitanya tetap dalam keadaan sadar (normal consiousness),” katanya pada Pada diskusi yang diikuti sejumlah peneliti yang juga kandidat master (S2) dan doktor (S3) itu.
Ia merujuk konferensi dokter ahli syaraf dunia tentang penyakit Alzheimer yang berlangsung di Paris, Prancis pada Juli 2011 sudah memperkirakan bahwa penderita demensia di negara-negara berkembang — termasuk di Indonesia — akan meningkat dramatis.
“Di negara-negara berkembang, jumlah penderita demensia akan meningkat lebih dramatis selama dekade berikutnya, diperkirakan tiga sampai kali lipat lebih tinggi daripada di negara maju,” kata dosen pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta dan pengajar luar biasa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar 1996-2001 itu.
Secara epidemiologi, di AS maupun Eropa, prevalensi maksimal penderita demensia pada usia lanjut (demensia senilis) sebesar lima persen pada populasi yang berusia lebih 65 tahun.
Persentase ini, kata dia, meningkat menjadi 20 persen pada populasi yang berusia lebih 80 tahun. “Penyakit Alzheimer diperkirakan sebesar 60 persen dari seluruh penderita demensia,” katanya menambahkan.
Ia mengemukakan bahwa berdasarkan penelitian epidemiologi di Amerika Serikat, prevalensi penyakit Alzheimer sebesar tiga persen pada populasi berusia 60-74 tahun, 18,7 persen pada populasi berusia 75-84 tahun, dan 47,2 persen pada populasi berusia lebih dari 85 tahun.
Artikel ini ditulis oleh: