Reykjavík, Aktual.com – Ribuan pendemo melakuka aksi unjuk rasa menuntut Perdana Menteri Sigmundur David Gunnlaugsson mundur dari jabatannya.

Hal itu menyusul bocornya dokumen firma hukum di Panama yang menyebutkan istri Gunnlaugsson memiliki perusahaan lepas pantai dengan klaim besar di bank negara yang hampir bangkrut.

Informasi itu terungkap dalam salah satu dari 11,5 juta dokumen milik firma hukum Mossack Fonseca yang dibocorkan oleh orang tidak dikenal kepada media Jerman, Suddeutsche Zeitung dan dibagikan kepada International Consortium of Investigative Journalists, ICIJ, serta diselidiki oleh lebih dari 100 grup media.

“Tak hanya pengunjuk rasa di jalanan, di parlemen sendiri, anggota kelompok oposisi mengajukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Sigmundur David Gunnlaugsson,” ujar sumber di parlemen mengutip laman Reuters, Selasa (5/4).

Selain massa demonstran, petisi daring menuntut pengunduran diri sang perdana menteri juga diluncurkan warga, dan hingga Senin berhasil mengumpulkan sekitar 27 ribu tanda tangan. Islandia sendiri memiliki penduduk sekitar 330 ribu jiwa.

“Hanya tinggal tunggu waktu pemilu digelar,” ujar Arni Pall Arnason, kepala oposisi Aliansi Demokratik Sosial, kepada Reuters pada Jumat (1/4).

Artikel ini ditulis oleh: