Menko Darmin: Rupiah Menguat Karena Upaya Spekulasi Berhenti
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya di New York pada Kamis atau Jumat (15/4) pagi WIB, di tengah data inflasi lemah dan laporan pengangguran yang membaik dari negara itu.

Indeks Harga Konsumen untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,1 persen pada Maret disesuaikan secara musiman, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis.

Indeks untuk semua item tanpa makanan dan energi naik tipis 0,1 persen pada Maret, setelah naik 0,3 persen pada Februari, lebih rendah dari konsensus pasar.

Dalam laporan terpisah oleh departemen, dalam pekan yang berakhir 9 April angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 253.000, turun 13.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya.

Para analis mengatakan laporan pengangguran yang kuat diimbangi oleh data inflasi yang lemah, mungkin menjaga Federal Reserve untuk tetap berhati-hati dalam menaikkan suku bunganya.

Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1267 dolar dari 1,1283 dolar dari sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun ke 1,4155 dolar dari 1,4214 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7702 dolar dari 0,7656 dolar.

Dolar dibeli 109,26 yen Jepang, lebih rendah dari 109,29 yen pada sesi sebelumnya. Dolar turun menjadi 0,9667 franc Swiss dari 0,9670 franc Swiss, dan sedikit menguat menjadi 1,2844 dolar Kanada dari 1,2815 dolar Kanada.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan