Jakarta, Aktual.co — Desakan DPR RI agar membentuk pansus gabungan antara Komisi VI dan VII terkait kabar pembentukan kartel Soemarno Inc yang akan menguasai sejumlah BUMN strategis terus mencuat.
Menurut pengamat politik Rusmin Effendy di Jakarta, pembentukan Pansus ini guna memanggil paksa Menteri BUMN Rini Soemarno. 
Pasalnya, sambung dia, selain ditengarai terjadi praktik jual beli jabatan, seleksi calon direktur utama Pertamina yang dilakukan Kementerian BUMN telah melanggar aturan yang berlaku selama ini.
“Saya lihat, semua proses seleksi direksi BUMN strategis sudah seperti kartel yang dikuasai Soemarno Inc untuk menguasai bisnis dengan cara menempatkan kelompok maupun keluarga,” ujarnya.
Dengan tegas Rusmin mengatakan, praktik seperti ini tidak bisa dibiarkan dengan alasan apapun dan harus diberantas sampai keakar-akarnya
“Sepak terjang Menteri BUMN Rini Soemarno sudah tidak bisa terkontrol karena merasa di back-up secara politis oleh partai tertentu,” sergahnya.
Jadi, lanjutnya, orang (Rini Soemarno) seperti ini dibiarkan dan kalau Jokowi tidak segera mengambil tindakan, sebaiknya mundur saja sebagai presiden. 
“Memangnya Jokowi tidak merasa di by pass bawahannya,” kritik dia.
Rusmin menambahkan, seleksi posisi dirut Pertamina seyogyanya dilakukan secara obyektif dengan menempatkan figur yang benar-benar kapabel dan kredibel. Setidaknya memiliki kriteria antara lain profesional, bukan titipan pihak tertentu dan pihak eksternal yang belum mengetahui seluk beluk dunia migas, memiliki integritas, nasionalis. 
Kemudian bukan bagian dari jajaran para mafia migas serta berpengalaman di bidang industri migas dari hulu sampai hilir sekurang-kurangnya 20 tahun baik di perusahaan nasional maupun asing.
Jenjang pendidikan doktor di bidangnya serta memiliki jaringan luas di perusahaan minyak luar negeri juga patut dipertimbangkan masuk kriteria. Termasuk, menjadikan Pertamina sebagai perusahaan world class energy company.
“Kalau kriteria tersebut di atas dipenuhi, saya percaya Pertamina dapat menjadi perusahaan kelas dunia yang strategis dan menjadi andalan negara sebagai power house yang mampu memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: