Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Ecky Awal Mucharam mengingatkan, fokus pemerintah dalam membangun infrastruktur di berbagai daerah juga perlu memperhatikan kemampuan penerimaan negara.

“Mesti diperhatikan kemampuan negara dalam pembiayaan infrastruktur dari sisi penerimaan APBN,” kata Ecky di Jakarta, Rabu (11/10).

Hal itu, ujar dia, karena selama beberapa tahun terakhir, jumlah penerimaan negara selalu meleset dari target karena tidak tercapainya sasaran penerimaan pajak.

Untuk itu, ia mengingatkan agar berbagai proyek pembangunan infrastruktur sedari awal sudah benar-benar matang baik dari aspek perencanaan maupun mitigasnya.

“Keinginan pemerintah untuk membangun infrastruktur harus dieksekusi dengan matang. Sebab sebagian proyek juga dilakukan dengan utang dari swasta, baik melalui kerja sama pemerintah swasta maupun pinjaman oleh BUMN,” paparnya.

Ecky juga mengingatkan hal terpenting bahwa proyek infrastruktur juga sangat bergantung kepada kondisi makro di bidang ekonomi seperti realisasi pertumbuhan ekonomi.

Tantangan yang ada, menurut dia, adalah hasil proyek infrastruktur tidak akan langsung berdampak secara langsung kepada pemanfaatan ekonomi secara optimal sementara pada saat ini, daya beli dan permintaan konsumsi warga cenderung melemah.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa menjadi tugas pemerintah untuk bisa menyeimbangkan beragam hal tersebut.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron mengingatkan fokus pemerintah terhadap infrastruktur juga harus diimbangi dengan beragam program yang mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat di Tanah Air.

“Pembangunan infrastruktur penting, tetapi membangun kebutuhan dasar rakyat itu jauh lebih penting,” kata Herman Khaeron.

Menurut dia, hal tersebut penting agar rakyat bisa mampu untuk memenuhi tiga kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat, yaitu sandang, pangan, dan papan.

Politikus Partai Demokrat itu berpendapat pembangunan infrastruktur juga harus dibangun menjadi sebuah konektivitas dari daerah produksi yang menopang kinerja ekspor.

“Ketika seluruh instrumen itu menjadi kontra produktif, maka yang akan terjadi adalah pertumbuhan yang akan terhambat, daya beli masyarakat akan turun, dan pada saat itulah masyarakat tidak akan survive dalam kehidupannya,” katanya.

Untuk itu, ujar Herman, pemerintah perlu memfokuskan perhatian kepada rakyat yang sebagian besar adalah kelas menengah bawah.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan