Kendaraan mencoba melintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Jawa Barat, Sabtu (13/4). Penggunaan jalan tol terpanjang se-Indonesia dengan jarak 116 kilometer itu akan dibuka untuk umum mulai Senin (15/6) mendatang. ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna/ss/nz/15

Cirebon, Aktual.com – Keberadaan Tol Cipali ternyata mirip ‘drakula’. Sebab sejak tol yang menghubungkan Cikopo-Palimanan itu diresmikan Juni 2015 lalu, kebutuhan darah di Kota Cirebon, Jawa Barat melonjak.

Penyebabnya, tidak lain akibat jumlah kasus kecelakaan yang terus terjadi di tol yang panjang totalnya 116 kilometer itu. Dari informasi yang dihimpun, di tujuh bulan pertamanya saja, di tol Cipali sudah terjadi 90 kasus kecelakaan. Dengan jumlah korban tewas 41 orang.

“Ada peningkatan permintaan darah setelah Tol Cipali diresmikan, karena banyak kecelakaan yang terjadi,” kata Ketua PMI Cirebon, Edial Sanif di Cirebon, Kamis (24/3).

Melonjaknya kebutuhan darah juga diakibatkan oleh akreditasi yang didapat Rumah Sakit Gunung Jati, Cirebon. Dan itu juga salah satu indikasi dimana permintaan darah meningkat, hal tersebut karena banyaknya permintaan, baik untuk kasus kecelakaan maupun lainnya.

“Setelah Rumah Sakit Gunung Jati mendapatkan peningkatan akreditasi, kebutuhan darah di Kota Cirebon juga meningkat,” ungkapnya.

Saat ini, kata dia, tiap bulannya PMI Kota Cirebon membutuhkan 2.800 labuh (kantong) darah. Namun mereka sering tidak bisa memenuhinya dan hanya sanggup memenuhi sekitar 2.600-2.700 labuh darah saja. “Untuk memenuhinya, kita berkoordinasi dengan PMI lainnya,” ucapnya.

Hal tersebut dikarenakan kebutuhan darah yang cukup tinggi yang diperlukan sejumlah rumah sakit yang berada di wilayah Kota Cirebon. Diakuinya pemenuhan darah dari kegiatan donor darah tidak bisa diandalkan, karena animo masyarakat tentang donor darah cukup minim. Namun pihaknya terus mengupayakan, untuk bisa memenuhi kebutuhan darah di Kota Cirebon.

Artikel ini ditulis oleh: