Palu, Aktual.com – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah, Abdullah Latopada, menyatakan bahwa peningkatan mutu Madrasah harus memiliki target yang jelas.

“Madrasah harus ada dua target, yakni untuk kemasyarakatan dan akademis,” katanya di Palu, Selasa (20/6).

Kanwil telah menyampaikan hal itu dalam kegiatan Bimtek Manajemen Mutu Akreditasi Madrasah dan Raudhatul Athfal (RA). Ia mencontohkan target tamatan Ibtidaiyah sebaiknya harus bisa membaca dan menulis Alquran. Atau, untuk tamatan Tsanawiyah harus hapal Juz amma.

Karena kata dia, biasanya tamatan Tsanawiyah sudah berhenti atau yang melanjutkan ke Aliyah atau SMA, tapi setelah itu berhenti.

“Sehingga juz amma harus sudah bisa sebagai bekalnya bermasyarakat,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Abdullah, yang harus diajarkan secara berkelanjutan adalah memandikan jenazah, menjadi imam atau setidaknya menjadi pegawai syara serta membaca dan menulis Alquran.

Kemudian, akreditasi tiap lima tahun bisa dievaluasi, karena akan dilihat kualitas madrasah yang harus benar-benar diperhatikan sebagaimana perhatian ari Kemenag dalam upaya meningkatkan daya saing dan relevansi pendidikan islam, termasuk madrasah sesuai dengan standar pendidikan Nasional.

“Hal ini tertuang dalam Renstra Pembangunan Pendidikan Islam 2015-2019 bahwa madrasah harus sudah terakreditasi 50 persen minimal B,” ucapnya.

Dia menjelaskan, Direktorat Pendidikan Madrasah bekerjasama dengan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dalam upaya melaksanakan proses penilaian akreditasi madrasah.

Kakanwil menilai, Madrasah merupakan tumpuan bagi Kemenag dalam mencetak peserta didik unggulan, calon cendekiawan yang dilahirkan oleh madrasah.

Kegiatan dalam rangka peningkatan mutu akreditasi madrasah dan RA yang ada pada 13 Kabupaten dan Kota se Sulawesi Tengah. Mereka sebanyak 60 peserta, terdiri dari kepala madrasah dan operatornya 30 lembaga, utusan RA 2 lembaga, MI 2 lembaga, tingkat MTs dan MA masing-masing 10 lembaga. (ant)

Artikel ini ditulis oleh: