Jakarta, Aktual.co — Berlarut-larutnya Presiden Jokowi mengumumkan susunan kabinet membuat publik semakin meragukan ketegasannya. Secara psikologis, pembatalan pengumuman kabinet berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan ke depan.
Demikian disampaikan pengamat politik Rusmin Effendy kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/10).
“Pembatalan ini memunculkan spekulasi sekaligus membuka ruang terjadinya politik transaksional. Siapapun yang masuk dalam jajaran kabinet nanti dipastikan sarat intervensi kelompok kepentingan,” tegas Rusmin.
Barangkali, sambungnya, inilah sejarah baru seorang presiden yang memiliki hak prerogratif tak mampu melawan kepentingan elite parpol. Sehingga pengumuman kabinet tersandera dengan politik transaksional. 
“Kuatnya tarik menarik itu membuktikan Jokowi hanyalah presiden “boneka” yang tak punya kuasa melawan tekanan dan intervensi para cukong,” tambahnya.