Dua orang terlihat di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini ditutup berhasil tembus 4.800 didukung ramainya transaksi. IHSG melesat 90,04 poin atau 1,91% ke level 4.802,53. AKTUAL/TINO OKTAVIANO 

Jakarta, Aktual.com —  Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melanjutkan pelemahan sebesar 126,35 poin atau 2,66 persen menjadi 4.622,59.  Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 26,79 poin (3,32 persen) menjadi 781,11.

“Pelaku pasar asing yang kembali melakukan aksi lepas saham menjadi pendorong bagi IHSG BEI mengalami koreksi cukup dalam. Aksi pelaku pasar asing itu dikarenakan sentimen positif di dalam negeri yang minim,” kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, aksi investor asing itu dikarenakan pemerintah dinilai belum mampu meyakinkan pasar mengenai fundamental ekonomi nasional ke depan. Ekonomi nasional ke depan diprediksi masih mengalami pelambatan menyusul masih minimnya penyerapan anggaran belanja modal dan barang.

Tercatat, dalam data perdagangan Bursa Efek Indonesia, pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih atau “foreign net sell” sebesar Rp584,641 miliar pada hari ini.

Sentimen lainnya, lanjut Satrio Utomo, belum adanya kepastian mengenai kenaikan suku bunga the Fed menambah gejolak di pasar negara berkembang. Pidato wakil gubernur Fed, Stanley Fischer memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan bakal mundur dikarenakan masih terjadi pelambatan ekonomi global.

Sementara itu, Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa setelah saham-saham di dalam negeri tertekan cukup dalam maka potensi pelaku pasar melakukan aksi beli kembali cukup terbuka sehingga akan mendorong IHSG BEI kembali berada dalam area positif.

“Rekomen untuk mengakumulasi pada sektor konstruksi dan properti karena ketika IHSG BEI menguat sektor itu yang lebih dulu mengalami peningkatan dibandingkan sektor lainnya,” katanya.

Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 221.444 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 4,26 miliar lembar saham senilai Rp3,81 triliun. Sebanyak 60 saham bergerak naik, 252 saham bergerak turun, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan sebanyak 92 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 22,91 poin (0,09 persen) ke tingkat 24.498,21, indeks Nikkei turun 87,94 poin (0,42 persen) ke tingkat 20.720,75, dan indeks Straits Times melemah 43,60 poin (1,36 persen) ke posisi 3.153,06.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka