Jakarta, Aktual.com — Presiden FIFA yang baru, Gianni Infantino, ternyata pernah menandatangani kontrak dengan dua pebisnis yang terjerat kasus suap, demikian hasil laporan bocoran dokumen ‘Panama Papers’ yang terungkap ke publik.

Dua pebisnis itu, Hugo dan Mariano Jinkis, membeli hak siar Liga Champions UEFA pada tahun 2006 selanjutnya menjualnya dengan harga tiga kali lipat.

Perjanjian itu ditandatangani oleh Infantino ketika dia menjabat Direktur UEFA. Fakta ini muncul di antara 11 juta bocoran dokumen dari firma hukum Panama, Mossack Fonseca.

Pada awalnya, UEFA membantah pernah berbisnis dengan 14 orang yang telah didakwa FBI dalam investigasi korupsi di dunia sepakbola.

Saat ini, UEFA mengungkapkan, kepada laman BBC bahwa hak siar televisi dijual kepada penawar tertinggi dalam proses tender yang terbuka dan kompetitif.

Pejabat senior FIFA menginformasikan bahwa urusan hak siar tersebut perlu diperiksa oleh komite etik demi transparansi.

Infantino telah memberikan pernyataan pers, mengatakan, bahwa dirinya ‘kecewa’ karena ‘integritasnya diragukan’.

Jejak Kasus Suap yang Terungkap

Di bulan Mei 2015, jaksa penuntut umum Amerika Serikat menetapkan pemilik Cross Trading, Hugo dan Mariano Jinkis, sebagai tersangka dalam kasus suap tersebut. Mereka diduga memberikan ‘uang gelap’ sebesar jutaan dolar kepada pejabat sepakbola di Amerika Selatan selama beberapa tahun demi mendapatkan hak siar televisi untuk turnamen sepakbola regional.

Hak siar yang diperoleh dengan harga murah tersebut selanjutnya dijual kembali untuk memperoleh keuntungan yang banyak.

Nama Infantino disebut dalam kontrak dengan ‘Cross Trading’ terkait hak siar di Ekuador untuk Liga Champions UEFA dalam periode 2006-2007 dan 2008-2009. Saat itu, ia menjabat sebagai Direktur layanan hukum UEFA.

Cross Trading membayar 111.000 dolar AS (atau sekitar Rp1,6 miliar) untuk hak siar tersebut. Lalu, berdasarkan bocoran dokumen, perusahaan itu menjualnya kembali kepada stasiun TV Ekuador Teleamazonas seharga 311.700 dolar AS (atau sekitar Rp4,2 miliar).

Cross Trading juga membayar 28.000 dolar AS (atau sekitar Rp370 juta) untuk hak siar UEFA Super Cup, kemudian menjualnya ke Teleamazonas dengan harga 126.200 dolar AS (atau sekitar Rp1,7 miliar).

Namun, tidak ada bukti bahwa Infantino menerima suap terkait kontrak pada tahun 2006 dengan Cross Trading, dan tak ada tanda bahwa Teleamazonas terlibat dalam pelanggaran dengan cara apapun.

UEFA Merespon

UEFA menegaskan, bahwa mereka tak bersalah dan bertransaksi dengan Cross Trading karena perusahaan itu bertindak sebagai agen pembeli bagi Teleamazonas.

Juru bicara UEFA menuturkan, hak siar dijual setelah “proses tender yang terbuka dan kompetitif”.

Ia kembali mengatakan, bahwa tawaran dari Teleamazonas diterima karena “jauh lebih besar” dari stasiun televisi saingannya.

Dia juga mengungkapkan, apa yang dilakukan Teleamazonas dengan haknya yaitu “urusan mereka, bukan kami”.

Di kesempatan yang sama, UEFA menekankan bahwa kontrak dengan Cross Trading menjadi satu dari ratusan kesepakatan yang dibuat terkait hak siar televisi Liga Champions dan mencakup sebagian kecil dari pendapatan mereka. UEFA juga menekankan bahwa mereka telah “meninjau berbagai kontrak komersial” menyusul dakwaan dari Jaksa Penuntut AS pada Mei 2015 lalu.

“Kontrak televisi itu ditandatangani Gianni Infantino karena dia adalah satu dari beberapa direktur UEFA yang diberi wewenang menandatangani kontrak pada saat itu,” demikian dalam pernyataan pers UEFA.

UEFA kembali memberikan pernyataan pada Selasa (05/04) waktu setempat, yang menyebut Infantino “anggota staf UEFA yang luar biasa, orang yang selalu bertindak dengan profesionalisme dan integritas”.

Infantino Menanggapi

Dalam pernyataan pers yang dirilis pada Selasa, Gianni Infantino mengatakan, “Saya kecewa dan tidak terima bahwa integritas saya diragukan oleh sejumlah media, terutama karena UEFA telah membuka secara detail semua fakta terkait kontrak-kontrak ini…”.

“… Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak pernah berurusan secara pribadi dengan Cross Trading atau pemiliknya karena proses tender diadakan oleh tim marketing atas nama UEFA.”

“Saya ingin menyatakan sebagai catatan bahwa baik UEFA maupun saya belum pernah dihubungi pihak berwenang terkait kontrak-kontrak ini.”

“Lebih lanjut, seperti yang dilaporkan media, tidak ada indikasi apapun akan pelanggaran yang dilakukan UEFA maupun saya dalam urusan ini.” (Sumber: BBC.co.uk, Miror.co.uk, Express.co.uk).

Artikel ini ditulis oleh: