Jakarta, Aktual.com – Pelemahan ekonomi China di tengah perlambatan global tidak hanya berdampak ke penurunan pasar ekspor Indonesia ke negeri Tirai Bambu itu. Dampak pelemahan ekonomi China juga diserti dengan serbuan tenaga kerja asal unskill Chine dan yang menggusur pekerja lokal.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono, situasi perekonomian China yang paling banyak menyerap produk-produk tambang dan CPO Indonesia justru kondisinya dalam keadaan backward economic growth atau mengalami pembalikan ke arah penurunan pertumbuhan ekonomi.

“Sehingga ekspor Indonesia akan turun drastis dan akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi akibat lesunya ekspor kita itu,” ujarnya kepada Aktual.com, di Jakarta, Senin (27/3).

Apalagi memburuknya perekonomian China di tahun ini berdampak pada serbuan tenaga kerja asing asal China ke Indonesia dalam jumlah jutaan. Apa yang terjadi itu merupakan contoh paling kongkrit bagaimana melemahnya kue pertumbuhan ekonomi China bisa berdampak pada meningkatnya pelemahan ekonomi Indonesia.

“Dan yang paling menderita adalah serbuan pekerja China itu. Itu tak bisa dianggap remeh,” uajr Arief.

Disampaikan, saat China ekonominya bertumbuh di angka 8-9 persen beberapa tahun yang lalu, pertumbuhan Indonesia Indonesia bisa terkatrol di level 6-6,5 persen. Sekarang pertumbuhan ekonomi China diprediksi sekitar 6,2 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan anjlok.

“Karena kita juga masih sangat tergantung kondisi global, utamanya pertumbuhan negeri China itu,” jelasnya.

Apalagi, dari sisi internal sendiri daya beli masyarakat akan makin anjlok akibat pendapatan masyarakat yang turun drastis, sementara kebijakan pemerintah banyak menaikan tarif. Seperti tarif dasae listrik (TDL), tarif pengurusan administrasi STNK, dan nantinya kenaikan harga bahan bakar minyak (ВВМ) dan harga pangan yang masih mahal.

“Kondisi itu membuat banyaknya pabrik-pabrik dan sektor usaha UKM yang berguguran. Sementara dari sisi tenaga kerja saja banyak direbut pekerja asing. Nah gimana ekonomi kita mau tumbuh tinggi, yang ada akan terus anjlok,” pungkas Arief.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: