Tahun lalu Bank Indonesia sangat agresif menaikkan suku bunga hingga enam kali untuk menjaga stabilitas rupiah dan juga untuk mengikuti kenaikan suku bunga yang terjadi AS. Tahun ini rupiah sudah bergerak di level yang stabil.

“Bank sentral AS juga berencana menurunkan suku bunganya, oleh karena itu kita melihat potensi bahwa Bank Indonesia juga ikut bergerak menurunkan suku bunganya. Ini dapat menjadi hal positif bagi pasar saham dan obligasi di Indonesia,” ujar Dimas.

Selain itu, pengelolaan fiskal dan moneter di Indonesia sangat baik. Hal ini diafirmasi oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) dimana baru-baru ini menaikkan rating Indonesia menjadi BBB. Hal ini mengindikasikan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia dan juga pengelolaan fiskal dan moneternya.

Ini pencapaian yang positif, karena ditengah pelambatan ekonomi global, beberapa negara lain justru mendapatkan rating “downgrade”. Di negara seperti Brasil, Turki dan Meksiko, peringkatnya cenderung turun, sementara sebaliknya, Indonesia mendapat kenaikan.

“Ini merupakan pencapaian yang sangat positif. Oleh karena itu kami tetap positif terhadap outlook ekonomi Indonesia ke depannya,” kata Dimas.

Artikel ini ditulis oleh: