Medan, Aktual.com —  Langit pagi masih temaram. Dari balik awan yang mulai tampak membiru cerah, berpendar siluet-siluet seperti pedang terhunus ke beberapa penjuru langit.

Sinar Matahari terlihat masih malu-malu menembus hutan belantara bukit barisan, di Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dimana, air terjun ‘Siaili’ (Babi), terus berisik menumpahkan air.

Air terjun Siaili, yang juga disematkan nama Air Terjun Tujuh Tingkat merupakan salah satu destinasi wisata yang direkomendasi pemerintah setempat untuk dikunjungi. Terutama para pecinta olahraga ekstrim seperti ‘jungle track’.

Pasalnya, selain menyajikan panorama keindahan di kawasan air terjun, jalur menuju air terjun yang melewati areal persawahan, hutan belantara, sungai dan batu-batu cadas menantang untuk ditaklukkan.

Air terjun ini berjarak 2,5 jam hingga 3 jam perjalanan kaki dari pemukiman terdekat, atau sekitar 3,5 jam dari kecamatan Pandan, pusat kabupaten tersebut.

Karena berjalur ekstrim, disarankan mengenakan peralatan ‘tracking’ yang lengkap, seperti sepatu boot, jaket, topi dan perlengkapan lainnya.

Jika ingin menantang terjalnya tebing dan mendaki tiap-tiap tingkat air terjun, bawalah juga alat-alat panjat tebing seperti tali, carbiner, sarung tangan dan peralatan pendukung lainnya.

Selain itu, Anda juga bisa membawa kebutuhan makanan dan minuman secukupnya. Sebab, lokasi air terjun ini, belum dihuni oleh penduduk setempat.

Air Terjun 2

Sepanjang perjalanan, kicau burung-burung riuh menyatu dengan berisik dedaunan dan air akan menambah sensasi tersendiri. Aturlah ritme perjalanan dengan beristirahat secukupnya sembari menikmati sejuknya udara.

Dianjurkan untuk berhati-hati. Sebab, hewan buas seperti ular dan beruang, masih bertahan di tengah hutan lebat itu.

“Kalau ular ya biasalah, namanya hutan belantara. Kalau beruang, kadang-kadang jejaknya masih ditemukan, seperti jejak cakar di pohon. Walau belum pernah ada kejadian penyerangan manusia, kita selau menganjurkan untuk berhati-hati,” ujar tokoh pemuda setempat, Augus Hutagalung kepada Aktual.com.

Soal mitos, Air Terjun Siaili juga penuh dengan berbagai cerita rakyat. Konon, ihwal pemberian nama ‘Siaili’ karena banyaknya Babi Hutan yang berkeliaran di kawasan air terjun.

“Sejak dulu kawasan hutan ini memang banyak hewan, dan dari cerita-cerita rakyat yang berkembang turun temurun, hewan yang paling banyak, apalagi di sekitar air terjun itu ya Babi,” tutur Augus.

Selain karena banyaknya Babi, pemberian nama itu tak terlepas dari kisah seekor Babi yang disebut-sebut bunuh diri di lokasi air terjun. Sejak saat itulah, nama ‘Siaili’ disematkan.

“Ceritanya, Babi itu berdiri di tebing air terjun, tak lama, Babi itu terjun bunuh diri dan mati. Seperti mitos gitulah dan yang berkembang dan bertahan hingga hari ini di tengah-tengah masyarakat,” terang Augus.

Air terjun Siaili memang cukup esksotis. Kelelahan sepanjang perjalanan akan terobati begitu menginjakkan kaki di lokasi air terjun ini. Nampak, percikan air diterpa sinar Matahari akan menimbulkan barisan-barisan pelangi cantik menyegarkan.

Batu-batu besar yang tersusun di badan sungai akan menjadi tempat beristirahat sembari merendamkan kaki sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke tingkat-tingkat air terjun.

Melanjutkan pendakian ke tiap tingkat air terjun, bagi yang tak mau berhadapan dengan terjal tebing, disarankan mengambil jalur aman menyusuri hutan.

“Masih jalur biasa, tapi lebih aman ketimbang memanjat di tebing air terjunnya. Karena dijalur aman itu, jalannya tanah dan banyak pohon-pohon kecil dan akar untuk berpegangan,” kata Augus.

Masing-masing tingkat air terjun terlihat memiliki ketinggian dan luas berbeda. Tetaplah berhati-hati, bebatuan yang dilewati terkadang berlumut dan licin.

Mencapai tingkat tertinggi air terjun Siaili merupakan kepuasan tersendiri. Bentangan hutan bukit barisan sepanjang mata memandang akan sangat memukau.

Namun sayang, di kawasan hutan dimana air terjun Siaili berada, disebut-sebut sering terjadi penebangan pohon yang diduga illegal. Selain akan merusak ekosistem dan biota hutan, penebangan pohon tentu akan mengancam keseimbangan alam dan memicu bencana alam seperti longsor dan banjir.

“Itu yang sangat kita sayangkan, penebangan pohon-pohon di hutan ini sering terjadi. Harapan kita bisa ditertibkan lah,” kata Augus.

Bagi yang tertarik menjelajah hutan dan menemukan Air Terjun Siaili, silahkan berkunjung dan menikmati sensasinya. Jika berkunjung, diingatkan menjaga kebersihan dan jangan tinggalkan sampah baik sepanjang perjalanan maupun di lokasi air terjun.

Artikel ini ditulis oleh: