Jakarta, Aktual.com – Pakar keamanan siber Pratama Persadha meminta Indonesia waspada terhadap peretasan setelah sejumlah “hacker” yang meretas surat elektronik (surel) atau electronic mail (e-mail) parlemen Inggris. Akibat peretasan tersebut, sebagian anggota parlemen beserta stafnya tidak dapat mengakses surel resmi mereka.

“Peretas menyasar e-mail (surel) dengan ‘password’ (kata sandi) lemah,” kata Pratama yang pernah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pengamanan Sinyal Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (26/6).

Peristiwa tersebut langsung ditangani oleh National Crime Agency yang menggandeng National Cyber Security Center (NCSC) yang punya kemampuan menghadapi peretas. Surel anggota parlemen Inggris ini untuk berhubungan dengan konstituen mereka di daerah dan menjaring masukan.

Menurut Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (Communication and Information System Security Research Center/CISSReC) itu, serangan pada instansi pemerintah memang akan terus meningkat dan pemerintah Indonesia juga perlu waspada.

Para peretas, lanjut Pratama, bisa saja diam tidak melakukan ancaman atau “blackmail” seperti yang dilakukan pada beberapa anggota parlemen Inggris yang menjadi korban.

“Kejadian di Inggris itu jelas bisa menimpa siapa saja. Di Indonesia belum tentu aman karena bisa saja para peretas memilih diam dan mencuri data ketimbang melakukan ancaman atau pemerasan,” katanya.

Incar “Password” Lemah Pratama menambahkan bahwa kejadian di Inggris para peretas mengincar surel dengan “password” lemah. Artinya, memang ada kelalaian dari para pemakai surel tersebut.

Oleh karena itu, Pratama menekankan bahwa Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) perlu melakukan edukasi ke seluruh lapisan di instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka