Menurut riset CISSReC yang berlangsung di sembilan kota besar di Tanah Air pada tanggal 1 hingga 9 Juni 2017, khusus terkait dengan “password” memang ada pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

“Pasalnya, sebanyak 58 persen dari responden tidak pernah mengganti ‘password’. Hal ini berbahaya,” kata Pratama.

Hasil riset CISSReC juga menyebutkan bahwa sebanyak 53 persen dari responden mempunyai “password” yang sama untuk semua aplikasi dan media sosial.

“Hal ini tentu mengingatkan kita pada peretasan yang menimpa akun media sosial pemilik Facebook, Mark Zuckerberg,” katanya.

Diketahui bahwa Zuckerberg mempunyai “password” media sosial yang sama dan sederhana sehingga sangat mudah diretas oleh orang asing dan sempat menghebohkan pemberitaan internasional.

“Jadi, BSSN ini tidak hanya membuat sebuah sistem yang aman, tetapi ada yang jauh lebih penting lagi adalah mengedukasi masyarakat. Jangan sampai peristiwa peretasan surel parlemen di Inggris terjadi di Indonesia,” katanya lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka