Jakarta, Aktual.com – Presiden Turki Tayyip Erdogan, Kamis (Jumat WIB) mengaku membahas situasi di Suriah dan Irak dengan Presiden Barack Obama, seraya menambahkan bahwa Obama bertanya bagaimana bisa membantu saat memperoleh informasi tentang kesulitan mengevakuasi orang dari Kota Aleppo.
Erdogan, yang berbicara dalam konferensi pers bersama di Ankara bersama Presiden Slovenia, mengatakan 1.150 warga sipil dan terluka telah dievakuasi dari Aleppo sejauh ini.
Erdogan mengatakan dia menyuarakan keprihatinannya kepada Obama terkait Irak, yang mana Turki khawatir jika kelompok yang didukung Iran bisa mengambil alih Kota Tal Afar dan milisi Kurdi mengambil alih Kota Sinjar.
“Beberapa waktu lalu saya berbicara lama dengan Obama melalui telepon. Kami tidak hanya membahas situasi di Suriah, tetapi juga di Irak. Kami membahas masalah evakuasi yang sedang berlangsung,” kata Erdogan.
“Saya mengingatkannya pentingnya tanggung jawab kami dalam kasus situasi yang tidak menguntungkan yang terjadi di Tal Afar dan Sinjar. Obama bertanya bagaimana dia bisa membantu, dan saya menjelaskan kepadanya.” Penguasaan kembali Aleppo oleh pasukan pemerintah Suriah merupakan pukulan memalukan untuk tahun-tahun kebijakan Turki di Suriah, dan menyerahkan kemenangan besar untuk pesaing utamanya di kawasan, Iran.
Dia mengatakan Turki masih terus memantau evakuasi warga sipil dari Aleppo.
“Sampai sekarang, 1.150 warga sipil dan terluka telah dievakuasi dari Aleppo dan mencapai Idlib. Kami akan terus memantau proses gencatan senjata dan evakuasi dengan seksama, “katanya.
Sementara itu laporan kantor berita negara SANA, menyebutkan gelombang kedua rombongan para pemberontak beserta keluarganya pada Selasa meninggalkan benteng terakhir mereka di kota Aleppo, Suriah utara.
Gelombang pertama rombongan sudah tiba di Rashidien, yaitu wilayah pedesaan sebelah barat Aleppo, menurut laporan media tersebut, yang mencatat bahwa jumlah mereka yang berpindah dari Aleppo dalam gelombang pertama tercatat 1.150 orang.
Laporan mengatakan evakuasi para pemberontak dan warga sipil akan terus berlangsung sepanjang malam sampai selesai.
Berdasarkan kesepakatan yang diperantarai Rusia dan Turki, jumlah orang yang siap dievakuasi dari Aleppo diperkirakan mencapai 15.000, termasuk 4.000 pemberontak.
Bus-bus pembawa para pemberontak mulai berangkat meninggalkan Aleppo timur pada Kamis sore.
Proses evakuasi hanya diawasi oleh Komite Internasional Palang Merah dan tanpa kehadiran staf Perserikatan Bangsa-bangsa, menurut laporan televisi pemerintah.
Bus-bus tersebut berangkat melalui jalan Ramouseh, yaitu jalur utama pemerintah menuju Aleppo. Jalur internasional sudah sekian lama ditutup karena pemberontak mengendalikan beberapa bagian jalur.
Mobil-mobil ambulans yang mengangkut orang-orang sakit dan cedera juga terlihat berangkat bersama-sama dengan rombongan bus.
Dengan evakuasi tersebut, pasukan Suriah akan mengambil alih kendali seluruh kota Aleppo. Saat ini, pasukan pemerintah telah menguasai 99 persen wilayah-wilayah Aleppo timur yang diduduki kelompok pemberontak.
(Ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby