Jakarta, Aktual.com – Pada Aamul Huzni atau tahun kesedihan, Nabi Muhammad SAW ditinggal wafat oleh kedua orang tercintanya yang senantiasa membela dakwah beliau yaitu Khadijah istri beliau dan Abu Thalib paman yang paling setia.
Khadijah bukan hanya sebagai istri yang mendampingi Rasulullah, tetapi beliau juga sebagai donatur utama dalam dakwah Islam yang diemban Rasulullah SAW. Begitu juga Abu Thalib, beliau bukan hanya sebagai paman biasa. Tetapi, beliau menjadi garda terdepan yang membantu Rasulullah SAW.
Setelah ditinggal wafat oleh keduanya, hadirlah seorang perempuan pengganti dari keduanya yaitu Fatimah binti As’ad, istri dari Abu Thalib paman Rasulullah SAW yang juga ibu dari Ali bin Abi Thalib. Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, ia ikut bersama rombongan untuk hijrah, ia juga termasuk perempuan pertama yang berhijrah ke Madinah.
Fathimah binti As’ad adalah perempuan yang sangat baik, kebaikannya terlihat ketika ia senantiasa mengurus Rasulullah untuk menyiapkan air, alat masak dan kebutuhan dapur lainnya. Ia melakukan perbuatan tersebut tidak lain sebagai bukti khidmatnya kepada Rasulullah dan keluarganya.
Nabi Muhammad SAW juga sangat menghormatinya, setiap masuk waktu sebelum zuhur atau qailullah beliau mengunjungi rumah Fathimah. Rasulullah begitu merasa banyak berhutang budi para Fathimah.
Fathimah binti Asad adalah salah satu contoh perempuan yang menghabiskan waktu dan hidupnya untuk berkhidmah kepada Rasulullah. Ketika ia meninggal, Rasulullah SAW sangat sedih, beliau ikut merawat jenazah Fathimah sampai ikut turun sewaktu menguburkannya. Bahkan kain kafan Fathimah adalah jubah Rasulullah SAW.
Para sahabat yang melihat perbuatan tersebut bertanya keheranan, “Wahai Rasulullah, Kenapa engkau begitu menghormatinya?”
“Setelah Abu Thalib meninggal, ia adalah orang yang paling baik terhadapku,” jawab Rasulullah SAW.
Waallahu a’lam
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Nusantara Network





















