Jakarta, Aktual.com – Federasi kelompok konsumen Eropa (BEUC) pada Selasa (7/11) mengatakan produsen minuman dalam botol seperti Coca-Cola, Danone, dan Nestle membuat klaim menyesatkan tentang kemasan plastik yang mereka gunakan.
Dalam pengaduan yang dilayangkan kepada Komisi Eropa dan jaringan otoritas perlindungan konsumen (CPC), mereka mengusulkan penyelidikan atas klaim tersebut.
Mereka juga mendesak penghentian klaim seperti “100% recyclable” (dapat didaur ulang) atau “100% recycled” (hasil daur ulang) pada kemasan, yang menurut mereka menyesatkan konsumen.
BEUC, federasi yang beranggotakan 45 kelompok konsumen, mengatakan rata-rata konsumen di Eropa setiap tahun meminum 118 liter minuman dalam kemasan botol, yang 97 persen di antaranya terbuat dari plastik.
Botol minuman adalah salah satu sumber utama polusi plastik di pantai-pantai Eropa, kata mereka.
Menurut BEUC, istilah ‘100% recyclable’ bersifat ambigu dan bergantung pada efektivitas pemilahan dan pengolahan setempat.
Untuk botol minuman PET, tingkat daur ulangnya di Uni Eropa hanya 55 persen dan peluangnya menjadi botol lagi sekitar 30 persen.
Istilah ‘100% recycled’ mengabaikan fakta bahwa tutup botol tidak terbuat dari bahan hasil daur ulang dan tidak semua label berasal dari bahan seperti itu.
Selain itu, penambahan plastik murni pada kemasan botol adalah praktik umum yang biasa dilakukan.
Gambar-gambar seperti logo hijau atau simbol alam memberi kesan bahwa botol-botol itu baik bagi lingkungan, kata kelompok-kelompok itu.
Perusahaan Coca-Cola di Inggris Raya mengaku sedang berupaya mengurangi kemasan plastik dan berencana mengumpulkan dan mendaur ulang setiap botol yang mereka jual.
“Kami hanya menyampaikan pesan pada kemasan yang dapat dibuktikan kebenarannya, dan semua kualifikasi yang relevan ditampilkan dengan jelas agar konsumen bisa membuat pilihan dari informasi yang disampaikan,” kata juru bicara perusahaan itu.
Danone mengatakan akan terus berinvestasi dan mendorong pembangunan infrastruktur pengumpulan dan daur ulang yang lebih baik.
Sedangkan Nestle dan Komisi Eropa belum memberikan tanggapan.
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Jalil
