Jakarta, Aktual.com — Film ‘Defying My Disability’ mengisahkan tujuh orang warga Palestina, di mana mereka seluruhnya mengalami cacat fisik dari lahir karena terluka saat serangan ‘zionis’ Israel di kota Gaza. Akan tetapi, mereka tidak putus asa akan keadaannya tersebut, dan mereka tetap optimis untuk meraih impiannya.

Awal film karya Ramzi Maqdisi ini mengungkap, tentang kehidupan Haneen Abu Ayash (25), yang tinggal di kawasan Hebron. Haneen dididik menjadi sekretaris. Namun, ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan karena mengalami kehidupan serba kekurangan sejak lahir. Saat melahirkan Haneen, ibunda tercintanya, mengalami kekurangan oksigen. Dan, itu menyebabkan ibunya meninggal dunia. Dan, berdampak terhadap Haneen yang mengalami cacat fisik.

Sementara itu, di tempat berbeda diceritakan sosok Mohamed Sadah, seorang pemuda yang bekerja untuk pamannya di pasar barang bekas (sejak lahir ia juga mempunyai kelainan yang mempengaruhi fisik tubuhnya, red). Meskipun demikian, ia tetap tegar dan bisa menjalani hidupnya dengan kedua tangannya.

Sedangkan, di film itu juga ada sosok Idriss Awaad, yang selalu bertekad belajar berjalan setiap harinya, di dekat rumah pamannya. Ia menderita kondisi yang sama seperti Haneen.

Di kesempatan yang berbeda, juga ada sosok Zyad Deeb (28), seorang fotografer yang kehilangan 11 keluarganya saat serangan roket ‘zionis’ Israel selama perang Gaza 2008-2009. Dan, ia pun juga kehilangan kedua kakinya.

Di tempat yang berbeda, juga ada Anas Abu Haloub, anak sekolah yang kondisinya seperti Mohamed. Meskipun kondisinya memprihatinkan, namun ia tetap tak ingin merasa orang kasihan (iba) kepadanya atau membantunya.

Selain itu, juga ada peran Muna Zayed (14), seorang gadis yang hampir tidak memiliki teman. Lantaran, anak-anak yang se-usiannya enggan untuk bermain bersamanya. Hal itu, disebabkan kondisi tubuhnya yang cacat dan harus menggunakan kursi roda. Namun, ia memiliki cita-cita yang mulia untuk menjadi guru sekolah.

Dan terakhir, di film itu juga menampilkan sosok Abed Alrahman Abu Rawah (17), di mana ia lahir dengan satu tangan dan satu kaki. Namun demikian, ia belajar bagaimana bisa naik sepeda sekaligus bertekad untuk membantu orang cacat lainnya.

Sekedar informasi, di film ‘Defying My Disability’ menghadirkan warga Palestina bagaimana menghadapi konflik, sulitnya mendapatkan pekerjaan, tragedi dan cacat fisik, serta beban hidup di tempat yang paling berbahaya di dunia.

Namun, mereka (warga Palestina yang cacat) ini tetap optimis akan kehidupan dan cita-cita mereka. Mereka bertekad optimis jika keadaan mereka yang berkekurangan tak akan menghalangi cita-cita dan masa depan untuk membantu orang lain.

Bagi Anda yang penasaran dengan film ‘Defying My Disability’, berikut Aktual.com sajikan cuplikan film tersebut. (Klik tautan atau link di bawah ini.):

Video film perjuangan rakyat Palestina ‘Defying My Disability’ karya Ramzi Maqdisi

Artikel ini ditulis oleh: