Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutannya dengan latar belakang foto calon Ketua Umum Partai Golkar dalam Pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar 2016 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/5). Munaslub yang berlangsung 14-17 Mei 2016 tersebut dihadiri sekitar 4.000 peserta perwakilan dari DPP dan DPD seluruh Indonesia untuk memilih kembali ketua umum partai setelah sempat kisruh pada munas sebelumnya. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Desakan dari beberapa Caketum yang inginkan sistem pemilihan tertutup dalam pemilihan Ketua Umum Golkar menunjukkan ketakutan dan seperti tak siap kalah.

Strategi ini sesungguhnya tak lebih dari munculnya rasa takut atas adanya peran langsung dari Aburizal Bakrie. Demikian pernyataan Presidium Forum Pemuda Penyelamat Partai Golkar (FPPPG) Muhamad Riski dalam pernyataan pers yang diterima Aktual di Jakarta Minggu (15/5)

Memaksa agar pemilihan tertutup bagi calon yang lemah, memungkinkan mendapat dukungan dari DPD I dan II yang secara politik punya kecenderungan mendukung Setya Novanto secara terbuka dan mungkin jika tidak ada yang mendapat 30% maka peluang Setya Novanto terpilih secara aklamasi sangat terbuka lebar.

“Saya curiga, desakan ini dilakukan agar mereka dapat mencuri suara, karena jika tertutup peluang untuk berkhianat terbuka lebar dan sulit diantisipasi,” kata dia.

Jika posisi politik Aburizal Bakrie memilih mendukung calon tertentu, maka dapat dipastikan suara-suara DPD I dan II akan terkonsentrasi pada satu calon yakni Setya Novanto.

“Dengan begitu, jika dilakukan tertutup Caketum yang tak dapat restu Ical berharap dapat main mata dengan pemilik suara. Jika dugaan ini benar, menurut saya Caketum yang ingin tertutup kumpulan orang-orang ‘lemah’ alias minim dukungan”.

Demikian Muhammad Riski.

Artikel ini ditulis oleh: