Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kelima kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kedua kanan) mengikuti sesi foto bersama Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Shanghai, Tiongkok, Sabtu (27/2). Pertemuan yang diikuti seluruh menteri keuangan dan gubenur bank sentral negara-negara anggota G20 tersebut membahas situasi ekonomi global terkini untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan berlangsung hingga 27 Februari 2016. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Hasil pertemuan pejabat keuangan dari G20 (ekonomi terbesar di dunia) pada Sabtu (27/2) di Shanghai memutuskan untuk menggunakan semua alat kebijakan agar terjadi pertumbuhan ekonomi global dan menghindari “devaluasi kompetitif” dari mata uang.

Pada pertemuan yang diselengarakan di pusat bisnis Cina itu, Menteri Keuangan dan Kepala Bank Sentral G20 mengakui bahwa kerentanan ekonomi global telah meningkat.

Setelah pertemuan itu, Menteri Keuangan AS, Jack Lew mengatakan kepada wartawan bahwa dia menyambut kesepakatan itu untuk menghindari devaluasi mata uang dan mendesak pemerintah agar mendorong reformasi keuangan.

“Kita perlu melipatgandakan usaha kita untuk meningkatkan permintaan global, bukan bergantung pada Amerika Serikat sebagai konsumen dari sumber pertama dan terakhir,” katanya. “Ini juga penting bahwa semua G20 menghormati komitmen mereka untuk menahan diri dari persaingan devaluasi dan tidak menargetkan nilai tukar untuk tujuan kompetitif.” Kata Jack Lew yang dilansir dari VOA, Minggu (28/2)

Sementara itu, di sela-sela konferensi G20, pejabat dari kelompok BRICS – (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) menandatangani perjanjian untuk mencari markas besar Bank Pembangunan Baru (NDB) di Shanghai.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara