FOTO ARSIP. Terdakwa kasus kepemilikan amunisi Muhammad Bahrun Naim menjalani sidang di Pengadilan Negeri Solo, 21 Februari 2011. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim diduga berada di balik serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin. ANTARA FOTO/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha/aww/16.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan Polri mengintensifkan pencarian terhadap teroris asal Indonesia, Bahrun Naim.

“Bahrun Naim ini kami masih melakukan kerja sama dengan negara-negara terkait mempelajari jaringan komunikasi yang mereka lakukan dengan sel-selnya terus kami intensifkan dan juga tentu tempat keberadaannya yang kami duga berada di Suriah dan Irak,” kata Boy di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/12).

Menurut Boy, Polri sudah bekerja sama dengan jaringan internasional dan juga dibantu oleh Kementerian Luar Negeri RI.

“Mudah-mudahan suatu saat dapat dilakukan penangkapan dengan perbantuan dari otoritas setempat tetapi kami kan juga menyadari kondisi keamanan di negara-negara tersebut tengah terjadi gejolak sedang berlangsung dapat dikatakan konflik antarpemerintah dengan pemberontak terutama dari ISIS,” tuturnya.

Oleh karena itu, kata dia, bekerja sama dengan negara-negara yang dimaksud saat ini memang tidak mudah komunikasinya.

“Tetapi yang jelas bagaimana mereka berkomunikasi dengan anak-anak Indonesia, ini jadi bagian yang kami soroti mereka-mereka yang kembali dari sana terus kami pantau intinya kami ingin mengeliminir jangan sampai potensi bahaya yang dibawa akibat pengaruh dari paham ISIS ini menjadi suatu hal yang berdampak buruk kepada bangsa kita,” kata dia.

“Kami juga sedang melakukan penguatan internal dengan masyarakat, tokoh agama di mana setiap gerakan berbau paham ISIS yang menjalankan misi-misi teror ini bisa terdeteksi semaksimal mungkin,” ucap Boy.

Dengan demikian kata Boy, perlu suatu jaringan kerja sama antarsemua pihak karena dengan intelijen yang ada saja tentu tidak maksimal.

“Tetapi bagaimana paham-paham yang mengarah ke kelompok ISIS yang berbau kekerasan bisa kami antisipasi, bisa kami eliminir untuk tidak terjadi aksi teror yang mengakibatkan korban di tingkat petugas maupun tentunya kepada masyarakat sendiri,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby