Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kanan) bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (kiri).

Jakarta, Aktual.com – Wacana penduetan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 tengah menjadi sorotan. Menurut pengamat politik, duet tersebut dapat berfungsi sebagai solusi konsolidasi nasional, yang berpotensi mengakhiri keterbelahan yang telah berlarut sejak Pilkada 2017 hingga saat ini.

“Jika Ganjar dan Anies bersatu dalam satu tiket, ini bisa menjadi bentuk konsolidasi antara kelompok Nasionalis dan Islam. Terutama mengingat Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan global dan perlu mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ujar Direktur SCL Taktika Konsultan, Iqbal Themi, Selasa (23/8).

Di sisi lain, Prabowo Subianto, yang telah diusung oleh partai-partai Nasionalis-Religius, menjadi salah satu calon kuat dalam Pilpres mendatang. Jika duet Ganjar-Anies terwujud, kedua kontestan diharapkan dapat mewakili kelompok nasionalis-religius, yang berpotensi mengurangi isu-isu keterbelahan.

Akan tetapi, beberapa kendala muncul dalam wacana penduetan ini. Salah satunya adalah posisi Anies yang saat ini aktif berkeliling untuk memperkenalkan diri sebagai Capres. Selain itu, potensi penolakan dari Partai Demokrat dan PKS, serta reaksi dari basis pendukung Anies yang mayoritas dari kelompok Islam, menjadi perhatian.

Meski begitu, Themi menilai ada peluang duet ini terealisasi jika tokoh-tokoh politik seperti Megawati Soekarnoputri, Surya Paloh, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Salim Assegaf dapat menemui titik temu. Faktor dukungan dari Presiden Joko Widodo juga dinilai mempengaruhi wacana ini.

“Saat ini, jika diukur, peluang duet Ganjar-Anies sepertinya masih kecil. Namun, dalam politik, segalanya bisa terjadi,” pungkas Themi.

Artikel ini ditulis oleh: