Jakarta, Aktual.com – Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahw pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutista) pembelian hibah hampir sama biayanya dengan membeli baru. Terutama, terkait dengan pembelian pesawat.

“Tadi komunikasi dengan Komisi I, hibah itu biayanya hampir sama dengan beli. Pesawat udara beda dengan darat. Darat kalau rusak bisa diperbaiki di tempat itu juga. Kalau pesawat mogok ya hancur sehingga komitmen saya dengan Komisi I untuk pesawat udara kita harus yang baru,” kata Gatot, usai fit and proper test, di Gedung DPR RI, Rabu (1/7) malam.

“Pengadaan (pesawat) yang akan datang harus yang baru, kecuali yang sdh terlanjur,” tambahnya.

Ketika ditanya soal bagaimana dengan pesawat yang sudah uzur usianya, Jenderal bintang empat itu menjelaskan harus melihat kelayakan pesawat itu sendiri, layak terbang atau tidak.

“Ini pesawat hercules 64 ini, Singapura masih pakai, Bangladesh masih pakai. Karena memang sistem pemeliharaannya setiap 50 jam terbang ada opname, pengecekan. 3 tahun ada juga, dan 6 tahun. Ini operasional ada 12 yang 64, dan 12 yang 75 keatas. Kalau itu diberhentikan sekaligus, trus mau pakai apa nanti?,” ujarnya.

“Yang dilihat kelayakan terbangnya, kalau sudah diperintahkan layak terbang, secara teknisi itu sudah layak terbang. Kalau tidak layak terbang, tidak mungkin AU memerintahkan dia utk terbang,” tandas kepala staf angkatan darat (KSAD) itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang