Jember, Aktual.com – Ribuan angklung yang dimainkan dalam Gebyar Angklung Jember, Rabu (16/11) berhasil pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Permainan dari alat musik yang terbuat dari bambu ini, dimainkan secara massal oleh anak bersama orang tua siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Pertama Maria Fatima dan Perkumpulan Dharma Putri Jember.

“Iya tentunya atas nama Pemkab Jember memgucapkan terima kasih kepada penggagas kegiatan ini yakni dari SMPK Maria Fatima, yang telah memecahkan rekor yang luar biasa,” ujar Bupati Jember Hendy Siswanto.

Menurutnya, pada pemecahan rekor MURI kali ini, bukan sekedar banyaknya jumlah pemain yang mengikuti, tetapi secara tidak langsung adalah mengembalikan tanggung jawab orang tua kepada anaknya.

“Bukan terkait dengan jumlahnya, tetapi letak MURI nya itu adalah antara orang tua ikut. Sebab, disana tanggung jawab orang tua terhadap anak muncul disitu, itulah di situ disebut kolaborasi antara sekolah ke kepala sekolah, guru dan orang tua serta anaknya,” ungkap Bupati Jember.
Sementara itu, Eksekutif Manager Rekor MURI Sri Widayati, menyampaikan bahwa Kabupaten Jember sangat luar biasa dengan memecahkan berbagai rekor dan kali ini dengan Gebyar Angklung yang diikuti ribuan peserta.
“Kami kembali hadir ke Alun-alun Kabupaten Jember, untuk mencatat kegiatan spektakuler yaitu bermain angklung pasangan siswa dan orang tua dengan jumlah terbanyak ada 1.682 pasang atau 3.364 peserta,” ucapnya.

Dengan memainkan alat musik angklung ini, MURI sangat mengapresiasi serta memberikan piagam kepada Pemkab Jember dan SMP Katolik Maria Fatima.

“Dengan menunjukkan kepiawaian dalam bermain angklung, jadi MURI sangat mengapresiasi dan tentunya kami menganugerahkan piagam penghargaan terhadap pemrakarsa dan penyelenggara yaitu Pemerintah Kabupaten Jember kepada bapak bupati juga kepada SMP Katolik Maria Fatima Jember dan juga perkumpulan Dharma Putri,” ungkapnya.

Untuk Kabupaten Jember sendiri bukan kali pertama mencatat prestasinya di MURI karena sebelumnya sudah 15 kali rekor dipecahkan.

(Aminudin Azis)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Aminuddin Aziz