Gerhana Bulan Penumbra tampak dari Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (23/3). Fenomena alam tersebut terjadi ketika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Staf Operasional Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Sulawesi Utara Sandy Nur Eko mengatakan gerhana bulan total yang akan terjadi hari ini dapat menyebabkan pasang-surut air laut.

“Jarak bumi dan bulan akan berada pada titik terdekat dari biasanya akibat lintasan bulan yang berbentuk elips. Karena jarak yang dekat ini maka gravitasi bulan dan bumi menjadi kuat, dampaknya terjadi pasang-surut air laut meningkat sedikit,” jelas Sandy di Manado, Rabu (31/1).

Gerhana bulan itu terjadi karena posisi matahari, bumi dan bulan sejajar, di mana bayangan bumi bisa menutupi bulan sebagian atau total.

Pada saat bayangan bumi menutupi piringan bulan, saat itulah disebut gerhana bulan, ujarnya.

“Di Sulawesi Utara dapat melihat langsung proses terjadinya gerhana bulan total ini,” ujarnya.

Gerhana dimulai pada pukul 18:49,7 WITA, sementara gerhana sebagian pada pukul 19:48,1 WITA.

Selanjutnya gerhana total pukul 20:51,4 WITA, dan puncak gerhana diperkirakan terjadi pada pukul 21:29,8 WITA, sedangkan gerhana total berakhir pukul 22:08,2 WITA.

Dia menambahkan, gerhana sebagian berakhir pada pukul 23:11,5 WITA dan gerhana berakhir pukul 00:09,9 WITA.

“Durasi fase gerhana total berlangsung selama 1 jam, 16 menit dan delapan detik,” jelasnya.

Sandy menambahkan, gerhana bulan penuh seperti ini terakhir terjadi pada tahun 1866 atau 152 tahun lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka