Semarang, Aktual.com — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginginkan kawasan Kota Lama Semarang menjadi kota langka, yang tidak ada di negara manapun sebagai warisan dunia. Ke depan, pihaknya segera merevitalisasi bangunan dengan arsitektur Amsterdam.

“Tadi ada yang bilang kalau tempat ini seperti Amsterdam, maka tempat ini adalah kota yang sangat langka di dunia. Sebentar lagu kawasan ini akan kita perbaiki, Kota Lama akan kita hidupkan kembali,” ujar Ganjar saat melounching revitalisasi Kota Lama di titik nol kilometer Pasar Johar Semarang, Jum’at (1/1).

Menurutnya, kawasan kota lama dengan sebutan Little Nedheland merupakan destinasi wisata dunia, bukan sekedar wisata Indonesia. Dengan begitu, wisatawan baik domestik maupun mancanegara akan berduyung-duyung ke Semarang.

“Kita sebentar punya bandara besar pada 2017. Nanti, ada pesawat berbadan besar dengan penerbangan langsung menuju ke Semarang dan internasional. Tentu, banyak wisatawan akan berkunjung ke sini,” terang dia.

Pihaknya pun sudah memperbicangkan kepada pemilik yang menempati bangunan di kawasan Kota Lama.

Saat ini, hampir bangunan dan gedung tua berada di Gereja Blenduk digunakan untuk aktifitas usaha Perseroan BUMN dan swasta. Tahap awal, pihaknya menargetkan tertata kawasannya dengan mengindentifikasi kepemilikan bangunan, dan perencanan wilayah dibagi tiga sektor.

“Beberapa waktu lalu saya sudah ketemu dengan Direksi BUMN. Bahkan, sudah ketemu bu Menteri BUMN dan mereka suport semua. Sehingga harapan secara pelan-pelan secara dinamis membangun Kota lama,” beber dia.

Ia menyebut desain revitalisasi bangunan Kota Lama sudah disiapkan. Dengan desain yang ada supaya secepatnya dibangun.

Hal senada dikatakan Penjabat Wali Kota Semarang Tavip Supriyanto, bahwa revitalisasi awal Kota Lama dibangun dari segi infrastruktur. “Nanti mulai dari perbaikan jalan, perawatan gedung-gedungnya serta penambahan berbagai fasilitas sehingga wisatawan menjadi nyaman berkunjung ke Semarang,” tuturnya.

Rencananya, revitalisasi Kota Lama yang dilounching pada puncak malam pergantian tahun 2015 itu menelan biaya hampir Rp68 miliar. Sumber dana tersebut berasal dari APBD Provinsi Jateng dan Pemkot Semarang secara bertahap.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu