Jakarta, Aktual.com — Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman melaporkan kondisi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di provinsi tersebut kepada Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya di Jakarta.

“Pekan ini atau tepatnya Jumat (24/7) Plt gubernur didampingi kepala badan penghubung melaporkan kondisi terakhir karhutla di Riau yang sekaligus melakukan halal bihalal,” ucap Karo Humas Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Darusman di Pekanbaru, Minggu (26/7).

Seperti diketahui, dalam sepekan terkahir kondisi terakhir asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru dan beberapa kabupaten di Riau, merupakan kiriman dari Provinsi Jambi.

Dimana saat ini sekitar 200 hektar lahan gambut di Desa Gambut Jaya Kumpeh, Kabupaten Muarojambi sudah terbakar dan semakin meluas mendekati pemukiman warga setempat.

Berdasarkan data Satgas Siaga Bencana Asap Riau, luas karhutla yang terjadi di provinsi itu berlangsung mulai Juni sudah mencapai lebih dari 1.000 hektare dan 1.022 orang lebih warga menderita penyakit yang timbul akibat polusi asap kebakaran.

Edwar Sanger, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mengatakan, titik api di Riau saat ini sudah mengalami penurunan karena turun hujan di beberapa daerah dan para petugas di lapangan juga sigap mengatasi karhutla di Riau.

“Kita sudah kedatangan heli Jenis Sikorsky untuk bantu proses pencegahan karhutla. Keberadaan heli ini, diharapkan dapat membantu aktifitas pencegahan karhutla karena memiliki kapasitas cukup besar. Selain itu, kita dibantu oleh dua perusahaan besar di Riau,” jelasnya.

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mengaku, telah siagakan dua helikopter dengan empat kapten pilot dan ratusan tim pemadam kebakaran selalu siap membantu memadamkan api pada setiap kebakaran hutan yang terjadi walau di luar area konsesi RAPP.

Perusahaan industri kertas itu telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terkait kesiapan pemadam kebakaran pada musim kemarau dan telah diumumkan periode bahaya api di seluruh wilayah konsesi sejak 1 Juli-31 Agustus 2015.

“Saat ini kami terus berkoordinasi baik dengan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan BKSDA untuk pemantauan titik api di TNTN atau wilayah Ukui, Pelalawan lainnya. Kami ‘fire fighter’ RAPP selalu senantiasa siap dalam membantu,” kata tim pemadam kebakaran RAPP Sektor Ukui, Almei Hendra.

 

(Faizal Rizki Arief)

Artikel ini ditulis oleh: