Jakarta, Aktual.com — Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi dampak musim kemarau bagi para pembudi daya.

“Kemarau cukup berdampak bagi sektor budi daya, apalagi fluktuasi suhu jadi faktor terbatas, membuat ikan-ikan stres, nafsu makan menurun, kalau begitu penyakit mudah hinggap,” kata Dirjen Perikanan Budi Daya Slamet Soebjakto di Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/9) malam.

Dia mengatakan, situasi tersebut sudah diprediksi dengan musim kemarau panjang yang berpengaruh pada lambatnya pertumbuhan dan reproduksi ikan menjadi kendala. Dia menyebutkan, upaya yang dilakukan Direktorat Perikanan Budi Daya dengan mengurangi kepadatan penebaran. Misalnya untuk tambak udang yang biasanya menebar 80 ekor per meter kini menjadi 40 ekor per meter.

“Karena kepadatan ikan juga mempengaruhi ikan atau udang untuk leluasa beraktifitas mendapatkan pakan yang cukup,” katanya.

Selain mengurangi kepadatan ikan, upaya lainnya dengan menurunkan kedalaman air yang tadinya tinggi didangkalkan agar ikan bisa mendapatkan oksigen yang cukup selama kemarau berlangsung. Menurut Slamet, kemarau kali ini belum terlalu berpengaruh pada produktivitas budi daya ikan. Pada semester lalu produksi masih tinggi karena upaya-upaya yang sudah dilakukan.

Prediksi elnino atau kemarau yang akan berakhir pada November mendatang dapat memenuhi target produksi perikanan budi daya sebesar 17,9 juta ton pada tahun 2015. “Kita optimistis dengan upaya yang dilakukan, target produksi bisa tercapai meskipun kita menghadapi tantangan kemarau, dan menguatnya dolar,” kata Slamet.

Dikatakannya, dari 17,9 juta ton target produksi perikanan budi daya 2015 ini sudah tercapai sebesar 45 persen pada semester ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu