Pada tahun 1928 Gedung Kramat dijadikan tempat Kongres Pemuda Kedua yang melahirkan Sumpah Pemuda. Dalam mempopulerkan bahasa Indonesia yang merupakan salah satu putusan kongres pemuda kedua, diadakanlah pementasan Ken Arok dan Ken Dedes karya Muhammad Yamin. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Gedung tua di tepi jalan itu sama sekali tidak menarik perhatian, apalagi di tengah keramaian Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Bila tidak ada papan nama atau penanda bertuliskan Museum Sumpah Pemuda, barangkali tidak akan ada yang menyadari keberadaan bangunan tua itu.

Museum Sumpah Pemuda merupakan satu di antara puluhan museum yang ada di Jakarta. Sebagai ibu kota negara dan pusat perjuangan merebut kemerdekaan, Jakarta memiliki banyak gedung bersejarah yang kemudian ditetapkan sebagai museum.

Tak sulit menemukan Museum Sumpah Pemuda. Dari Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, berjalan ke arah utara menuju Pasar Senen. Museum itu terletak sebelum kampus STIE YAI.

Di gedung bersejarah itu, 90 tahun silam, berbagai organisasi pemuda Indonesia bersepakat untuk mengadakan kongres kedua. Salah satu putusan yang muncul adalah kesepakatan untuk bersumpah satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa.

“Kongres Pemuda II diadakan selama dua hari di tiga tempat yang berbeda. Rapat ketiga di hari kedua baru diadakan di gedung ini,” kata Edukator Museum Sumpah Pemuda Dwi Nurdadi.

Kongres Pemuda II dimulai pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Pembukaan dan rapat pertama diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) yang saat ini berada di kawasan Lapangan Banteng dan digunakan sebagai sekolah Santa Ursula.

Pada Minggu, 28 Oktober 1928, diadakan rapat kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop yang berada di jalan yang kini disebut Jalan Medan Merdeka Utara. Sayang, bangunan tersebut sudah tidak ada jejaknya.

Baru rapat ketiga diadakan di bangunan yang kini disebut Museum Sumpah Pemuda. “Gedung Museum Sumpah Pemuda ini dulu adalah rumah pemondokan mahasiswa milik seorang Tionghoa bernama Sie Kong Liong,” kata Dwi.

Suasana Museum Memasuki ruang pertama museum itu, pengunjung akan disambut patung tiga pemuda seukuran manusia dewasa. Dua di antara patung itu duduk di kursi kayu, mengelilingi meja berbentuk bundar, sedangkan satu patung dalam posisi berdiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby