Solo, Aktual.com — Rombongan Haji Kloter pertama Embarkasi Solo asal Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, telah tiba di Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Selasa (29/9) siang dengan membawa 360 jemaah.

Kedatangan rombongan Haji Kloter pertama tersebut di Bandara Adi Soemarmo Boyolali, pada pukul 12.47 WIB atau mengalami keterlambatan sekitar tujuh jam 27 menit dari jadwal semua.

Jemaah Kloter pertama setibanya di bandara langsung dibawa dengan sembilan bus menuju asrama Donohudan untuk mengikuti upacara serah terima dari Penitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kepada petugas daerah di Gedung Muzdalifah.

Ada empat Haji Kloter pertama setibanya di bandara langsung dinaikkan dengan mobil ambulans menuju asrama Donohudan karena sakit akibat kelelahan. Mereka setibanya di asrama langsung dinaikan kursi roda menuju poliklinik untuk dilakukan pemeriksaan.

Menurut Kepala Subbagian Humas PPIH Debarkasi Solo Gentur Rachma Indriadi bahwa empat jemaah memang harus dinaikan mobil ambulan menuju asrama, tetapi karena tidak sakit serius hanya mengalami kelelahan setelah melaksanakan ibadah Haji.

“Haji itu, setelah mendapatkan perawatan diharapkan bisa langsung kembali ke daerahnya masing-masing bersama rombongannya,” kata Gentur.

Gentur menjelaskan terlambatnya kedatangan rombongan Kloter pertama tersebut dari infomasi petugas penerbangan Garuda Indonesia akibat padatnya arus lalu lintas udara di Bandara King Abdul Aziz Jedah Arab Saudi.

“Pemulangan Haji kloter-kloter awal biasanya kondisi arus lalu lintas udara di King Abdulk Aziz masih padat sehingga sering tertunda. Namun, setelah berangsur-angsur kembali normal,” katanya lagi.

Dia menjelaskan, Haji kloter pertama asal Cilacap Jateng saat keberangkatanya ke Tanah Suci sebanyak 356 orang, dan ada satu orang meninggal yakni Saeri Karnawo (65) sehingga jumlahnya menjadi 355 orang.

Namun, rombongan Kloter pertama ini, ada mutasi lima orang dari Kloter dua sehingga totalnya menjadi 360 orang.

Rombongan Haji Kloter pertama disambut oleh Asisten Kesra Setda Provinsi Jateng Taufiq Hidayat mewakili Gubernur Ganjar Pranowo yang berhalangan hadir, dan didampingi Kepala Wilayah Kementerian Agama Jateng H. Ahmadi.

Jumlah jamaah Debarkasi Solo yang meninggal di Tanah Suci hingga Selasa ini, ada 31 orang termasuk satu musibah jatuhnya alat “Crane” dab tiga orang tragedi Mina, sedangkan satu lainnya di Tanah Air.

Gentur menjelaskan, jumlah jemaah Demarkasi Solo akibat tragedi Mina yang belum kembali ke pemondokannya pertama ada 11 orang, tetapi kini tinggal enam orang. Dua orang sudah kembali ke pemondokan dan dua lainnya teridentifikasi meninggal dunia.

Artikel ini ditulis oleh: