Jakarta, aktual.com – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengecam keras serangan brutal Israel yang menewaskan Dr. Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, bersama istri dan lima anaknya. Dalam pernyataannya, Hamas menyebut aksi tersebut sebagai “kejahatan mengerikan dan tindakan biadab” yang setara dengan kejahatan perang.
Dr. Sultan syahid dalam serangan udara terbaru yang diluncurkan jet tempur F-16 Israel. Tragedi ini mengguncang masyarakat Gaza dan komunitas internasional, mengingat sosok Dr. Sultan dikenal sebagai dokter kemanusiaan yang tidak terafiliasi dengan kelompok politik manapun.
“Dia bukan bagian dari gerakan manapun. Dia hanya dokter yang peduli pada pasiennya sepanjang perang,” ungkap Lubna Al-Sultan, putri almarhum, dalam wawancaranya dengan Associated Press.
Lubna yang selamat dari serangan tersebut mengisahkan bahwa rudal yang menghantam rumah mereka tepat mengarah ke kamar ayahnya.
“Semua kamar di rumah kami masih utuh kecuali kamar ayah, yang terkena rudal secara langsung,” tambahnya.
Dr. Marwan Al-Sultan dikenal sebagai sosok yang berada di garis depan dalam memberikan layanan medis bagi korban konflik Gaza, termasuk di masa-masa paling sulit saat rumah sakit kehabisan suplai dan berada dalam ancaman serangan.
Kematian Dr. Sultan memperpanjang daftar tenaga medis yang menjadi korban serangan Israel selama agresi militer yang berlangsung sejak Oktober 2023. Serangan terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis telah menuai kecaman luas dari lembaga-lembaga kemanusiaan global.
Dalam 24 jam terakhir hingga Rabu siang waktu setempat, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 139 warga Palestina tewas akibat operasi militer Israel. Di antaranya adalah korban serangan di al-Mawasi, Khan Younis, yang menghantam tenda-tenda pengungsi. Lima orang dilaporkan tewas, termasuk anak-anak, dan banyak lainnya terluka.
Serangan terjadi sekitar pukul 00:40 waktu setempat, saat para korban sedang terlelap tidur, kata saksi mata.
Hamas menyerukan komunitas internasional untuk tidak tinggal diam, dan mendesak penyelidikan serta pertanggungjawaban hukum atas serangan-serangan yang menargetkan warga sipil dan fasilitas medis.
“Ini bukan hanya serangan terhadap dokter, tapi terhadap seluruh nilai kemanusiaan,” kata juru bicara Hamas dalam pernyataan resminya.
Peristiwa tragis ini menambah deretan panjang pelanggaran hak asasi manusia di Jalur Gaza, yang kini telah memasuki fase krisis kemanusiaan yang parah.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano