Gaza, Aktual.com – Kelompok pejuang Hamas menentang keras rencana Presiden AS Donald Trump yang akan memindahkan seluruh warga Palestina di Jalur Gaza secara permanen. Hamas menilai rencana ”gila” Trump adalah ”resep untuk menciptakan kekacauan” di Timur Tengah.
Hal tersebut disampaikan pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri. ”Kami menganggapnya sebagai resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di kawasan. Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana itu terwujud. Apa yang diperlukan adalah diakhirinya pendudukan dan agresi terhadap rakyat kami, bukan pengusiran mereka dari tanah mereka,” ujar Sami Abu Zuhri seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (5/2).
Penentangan juga disampaikan seorang pejabat senior Hamas Izzat al-Rishq yang menegaskan warga Gaza tidak akan menerima skema apapun yang bertujuan mengusir mereka dari tanah mereka sendiri.
”Rakyat kami di Gaza telah menggagalkan rencana pengungsian dan deportasi akibat pengeboman selama lebih dari 15 bulan. Mereka berakar pada tanah mereka dan tidak akan menerima skema apapun yang bertujuan untuk mengusir mereka dari Tanah Air mereka,” tegas al-Rishq.
Sedangkan Bassem Naim yang juga pejabat senior Hamas menegaskan rencana Trump pasti ditentang seluruh pejuang Hamas. ”Karena mereka telah menggagalkan setiap rencana pemindahan dan tanah air alternatif selama beberapa dekade, rakyat kami juga akan menggagalkan proyek-proyek tersebut,” kata Bassem Naim yang juga anggota biro politik Hamas.
Sementara itu, kelompok Jihad Islam juga mengecam gagasan Trump yang menggambarkan rencana itu sebagai menyedihkan. Menurut mereka, rencana Trump itu masuk ke dalam kerangka mendorong kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan memaksa rakyat Palestina meninggalkan tanah mereka.
Mesir sebelumnya telah memperingatkan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza yang dapat membahayakan perjanjian damai yang ditandatangani Mesir dengan Israel pada tahun 1979. Selain itu, Yordania telah menjadi rumah bagi sekitar 2,3 juta pengungsi Palestina yang terdaftar.
Sedangkan para diplomat top dari Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar yang sedang berkumpul di pertemuan Kairo, juga menolak dengan tegas pemindahan paksa rakyat Palestina dari Jalur Gaza.
”Kami menegaskan penolakan kami terhadap [upaya apa pun] untuk mengkompromikan hak -hak yang tidak dapat dicabut dari Palestina, baik melalui kegiatan penyelesaian, atau penggusuran atau melalui mengosongkan tanah dari pemiliknya, dalam bentuk apa pun atau dalam keadaan atau pembenaran apa pun,” demikian pernyataan bersama para diplomat itu.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain