Berdasarkan memo program tersebut, karena mencapai target, seharusnya Frendy Kosasih mendapat bonus prestasi sebesar Rp5,5 miliar. Anehnya, sebulan setelahnya, program itu justru dibatalkan secara sepihak oleh PT Hanwha Life Insurance Indonesia.

“Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan tanpa alasan jelas, program yang telah dikeluarkan itu dibatalkan. Bahkan sebanyak 102 agen rekrutan klien kami diterminasi secara sepiihak,” kata Andreas.

Tentu saja pembatalan secara sepihak itu membuat Frendy Kosasih kecewa. Kekesalannya semakin memuncak karena perusahaan asuransi tersebut mangkir membayar bonus prestasi sesuai perjanjian.

Wanprestasinya perusahaan asuransi asing itu juga disoroti Andreas. Ia mempertanyakan kredibilitas Hanwha Life Insurance di Indonesia.

“Apakah negara kita mau dijajah asing dengan wanprestasinya perusahaan multinasional di negeri ini? Kalau bayar agen sesuai perjanjian saja tak mau, apalagi membayar klaim nasabahnya?” tandas Andreas.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin