Malang, Aktual.co — Perajin keramik di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang, mengeluhkan naiknya harga elpiji 12 Kg yang ditetapkan pemerintah. 
Hal ini berdampak pada biaya produksi perajin keramik yang semakin membengkak.
“Kenaikan elpiji September (tahun 2014) lalu sudah membuat kami kalang kabut, saat ini naik lagi,” kata Ketua Paguyuban Perajin Keramik Dinoyo, Samsul Arifin, saat dikonfirmasi Aktual.co, di Malang, Jawa Timur, Senin (5/1).
Penaikan harga elpiji membuat beberapa perajin keramik harus banting setir menjadi perajin gips. Dari 34 perajin keramik, saat ini 10 perajin sudah beralih menjadi perajin gips.
“Kalau sekarang harga elpiji naik lagi, mungkin akan bertambah banyak yang pindah menjadi perajin gips. Karena untuk membuat kerajinan gips tidak perlu dibakar,” kata dia.
Pada setiap pembakaran keramik, setidaknya dibutuhkan 6 tabung elpiji 12 kilogram, dimana dalam satu bulan perajin bisa melakukan pembakaran sebanyak 8 kali. Artinya, dalam satu bulan perajin setidaknya membutuhkan 48 tabung elpiji 12 kilogram untuk proses pembakaran.
“Kalau harganya Rp 119 ribu maka ongkos produksi yang dikeluarkan paling tidak Rp 5,7 juta untuk elpiji, jika naik menjadi Rp 136 ribu berarti biaya produksi membengkak menjadi Rp 6.528.000 per bulan, ini berat sekali.”

Artikel ini ditulis oleh: