Petugas Bank Mandiri menghitung pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com — Laju mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diproyeksikan masih akan berada di zona merah. Kondisi ini karena terimplikasi dari adanya penurunan harga minyak dunia.

“Laju Rupiah kembali bergerak stagnan, bahkan cenderung melemah setelah terimbas kembali turunnya harga minyak mentah,” ujar analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam analisis hariannya, Senin (2/5).

Menurut dia, harga minyak mentah dunia memang mulai mengalami penurunan kembali, kendati masih tipis. Namun, penurunan tersebut mengakhiri kenaikan empat pekan berturut-turut ketika saat itu pasar didorong oleh pelemahan laju USD.

“Pelemahan harga minyak ini terjadi setelah aksi ambil untung pasca mencatatkan keuntungan yang cukup tinggi akhir-akhir ini,” tegas dia.

Penurunan harga minyak dunia itu, diawali dari harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni yang turun, serta diikuti penurunan London Brent North Sea yang turut berimbas pada laju rupiah secara tidak langsung.

Padahal sebelumnya, penguatan rupiah terimbas pelemahan USD setelah The Fed pada Rabu (27/4) lalu mengindikasikan bahwa tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga dan hari berikutnya Bank of Japan (BoJ) juga menolak stimulus lebih lanjut yang membuat yen naik.

“Padahal kami berharap, laju rupiah dapat mematahkan tren pelemahannya, sehingg akan memberikan sentiment positif pada pelaku pasar,” kata dia.

Namun demikian, tetap mewaspadai jika terjadi sentiment yang dapat menahan penguatan lanjutan rupiah.

“Makanya kami prediksi support rupiah berada di angka 13.185, serta resisten rupiah di angka 13.168, tapi tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” papar dia.

Sentimen yang silih berganti datang dengan cepat, lanjut Reza, telah membuat laju rupiah rentan dari perubahan tetsebut. Termasuk juga sikap wait & see serta menahan diri jelang rilis data-data ekonomi di awal pekan depan.

Namun ia masih tetap berharap, laju rupiah dapat kembali mencoba untuk bergerak positif. Namun demikian, kewaspadaan terhadap sentimen yang dapat menahan penguatan lanjutan rupiah tetap perlu dikedepankan.

“Sehingga dari adanya sentimen-sentimen itu, support rupiah akan berada di angka 13.215 serta resisten di level 13.189,” pungkas Reza.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka