Ambon, aktual.com – Harga telur ayam ras yang ditawarkan para pedagang di Pasar Mardika dan Batu Merah, Kota Ambon, Maluku, memasuki pertengahan Maret 2020 bergerak naik.

Pantauan di Pasar Mardika, Minggu [15/3], para pedagang menawarkan harga telur ayam ras mulai dari Rp1.800 hingga Rp1.900 per butir atau naik dari sebelumnya Rp1.700 per butir.

Zulham, pedagang di Pasar Mardika yang dijumpai di lokasi penjualannya mengatakan, naiknya harga telur ayam ras di Kota Ambon mengikuti perkembangan harga di pasar utama Surabaya.

“Jadi kalau di Surabaya terjadi perubahan harga sudah pasti di Ambon juga akan terpengaruh,” ujarnya.

Ia membeli telur ayam ras dari agen pemasok dengan harga Rp310.000 per ikat, para pedagang eceran di pasar bisa menjual dengan harga Rp1.800 hingga Rp1.900 per butir tergantung ukuran.

Awaat, pedagang lainnya mengatakan, kalau dijual dengan harga rata-rata Rp1.800 per butir kami akan merugi sebab dalam satu ikatan yang terdiri dari 180 butir itu ada saja yang rusak, yakni pecah maupun yang busuk.

“Jadi untuk menutupi kerugian seperti itu kita jual pilah-pilah dengan tujuan harga telur tergantung ukuran,” ujarnya.

Sedangkan untuk daging ayam beku pasokan dari Surabaya Rp34.000 per kg, daging ayam broiler segar hasil peternak lokal dipatok bervariasi mulai dari Rp45.000 hingga Rp60.000 per ekor, daging ayam kampung dari Rp70.000 hingga mencapai Rp120.000 per ekor tergantung ukuran, dan daging sapi segar Rp100.000 per kg.

Di Pasar Ikan Arumbai, terlihat para pedagang ikan segar mematok harga ikan cakalang segar mulai dari Rp60.000 hingga Rp120.000 per ekor tergantung ukuran ikan, begitu juga dengan beberapa jenis ikan segar lainnya yang masih tergolong mahal.

Selain itu ada juga ikan bubara dan ikan tuna masing-masing Rp45.000 hingga Rp100.000 per ekor tergantung ukuran.

“Ada juga ikan segar lainnya seperti baronang, kakap merah, lolosi, Samandar dan beberapa jenis ikan karang lainnya di patok Rp50.000/tumpuk (lima hingga enam ekor),” kata Ipul, pedagang ikan segar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eko Priyanto