“Dan jika istriku di sampingku dia akan menangisi perpisahanku. Dan jika anak-anaku ada disampingku mereka akan menangisiku dan berdoa “ ya Allah Swt…ampunilah orang tuaku yang terasing yang lemah lagi pendosa yang fasik dan terbuah dari kota ke kota dan dari kota ke desa dan dari desa ke tempat terpencil ,yang keluar dari dunia dengan keputusasaan dari segala sesuatu kecuali dari rahmat Allah Swt”

Diapun berkata ya Allah Swt jika Engkau putuskan aku dari orang tuaku, istri dan anak-anakku, janganlah Engkau putuskan aku dari rahmat-Mu dan Engkau telah membakarku dengan perpisahan dengan mereka, maka janganlah Engkau bakar aku dengan api-Mu karena kemaksyiatanku.

Kemudian Allah mengutus para bidadari menjelma sebagai orang tuanya, istri dan anaknya dan mengutus malaikat menjelma sebagai ayahnya, kemudian mereka menangisi pemuda tersebut seperti layaknya keluarganya, maka nyamanlah hati pemuda tersebut kemudian dia berkata “ya Allah Swt janganlah putuskan aku dari rahmat-Mu sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dan sampailah pemuda itu pada rahmat Allah dalam keadaan suci dan terampuni. Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As “pergilah ke suatu tempat, di situ seorang kekasihku telah meninggal dunia maka mandikan, kafankan, dan salatkanlah dia.

Sesampainya di tempat tersebut, Nabi Musa As melihat sang pemuda fasik yang dia keluarkan dari kota ke desa, dan dari desa ke hutan terpencil.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid