Nabi musa melihat para malaikat dan bidadari menangisi pemuda tersebut. Nabi Musa As pun berkata “ Yaa Rabb…adakah dia si pemuda fasik yang aku keluarkan dari negerinya ke desa atas perintahMu ? “ Allah Swt pun menjawab “ iya. Hai Musa As..tetapi Aku mengasihinya dan ku ampuni semua kesalahannya karena rintihannya dikala sakit, atas perpisahanya dengan negrinya, orang tua, anak istrinya, dan Aku mengutus para bidadari yang menjelma sebagai ibu dan istrinya dan malaikat menjelma sebagai ayahnya, sebagai belas kasih atas kehinaan dalam pengasinganya.

Ketika orang terasing meninggal, maka menangislah ahli langit dan bumi. Dan bagaimana aku tidak berbelas kasih padanya sedangkan aku adalah Dzat yang Maha Pengasih.

Demikianlah cerita pemuda fasik yang penuh pengharapan kepada Allah Swt yang pada akhirnya pengharapan atas rahmat Allah Swt, menghantarkan pemuda tersebut menjadi kekasih Allah Swt.

Dari cerita di atas sangat sesuai dengan firman Allah dalam surat al Zumar ayat 53-54 , yaitu :

قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ اللَّـهِ ۚ إِنَّ اللَّـهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿الزمر:٥٣

Artinya: “Katakanlah “wahai hamba-hamba-Ku yang melebihi batas terhadap diri sendiri, janganlah kalian berputusasa dari rahmat Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt mengampuni dosa-dosa semuanya, sungguh dialah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid